Etnis Uzbeks mengungsi ke dekat perbatasan Kyrgyz-Uzbek, di Kyrgyzstan (12/6) akibat serangan etnis Kyrgyz. AP/D. Dalton Bennett
TEMPO Interaktif, New York - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon merasa khawatir terhadap kerusuhan etnis di Kirgistan. Karena itu, ia memerintahkan utusan khususnya segera ke Ibu Kota Bishkek.
Dalam tiga hari, bentrokan antara etnis Kirgis yang dominan dan bangsa Uzbek yang minoritas telah menewaskan lebih dari 100 orang. Kerusuhan yang terjadi di Kota Osh dan menyebar ke Provinsi Jalal-Abad itu memaksa puluhan ribu warga Uzbek lari dari Kirgistan.
Pemerintahan sementara Kirgistan mengaku kewalahan mengatasi masalah itu. Mereka meminta bantuan Rusia. Namun Kremlin menyatakan pengiriman 300 personel paramiliternya hanya untuk menjaga pangkalan udara dekat Bishkek.
Bishkek telah memerintahkan tembak di tempat terhadap para perusuh. “Saat ini masih terjadi baku tembak di jalan-jalan,” kata seorang warga jalal-Abad kepada kantor berita AFP.
Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.