Dalam penyataannya Netanyahu juga menuding ada tembakan. "Bahkan ada laporan terjadi penembakan dan pasukan kami harus membela diri mereka, melindungi nyawa mereka, kalau tidak mereka akan terbunuh," kata Netanyahu. "Dengan menyesal, dalam insiden ini ada orang-orang yang meninggal. Kami menyesali kematian ini. Kami menyesali terjadinya aksi kekerasan," tambahnya.
Pihak penyelenggara armada yang terdiri dari enam kapal itu, organisasi Free Gaza Movement atau Gerakan Pembebasan Gaza menyangkal keras pernyataan pemerintah Israel. Para aktivis pro-Palestina mengatakan para tentara mulai menembaki tanpa diprovokasi ketika mereka menaiki kapal yang membawa bantuan kemanusiaan itu.
Masyarakat internasional pun mengecam keras hilangnya nyawa sejumlah aktivis. PBB saat ini mengadakan sidang darurat. Para diplomat mengatakan rancangan usulan resolusi PBB mengecam operasi itu, menuntut agar kapal-kapal itu segera dibebaskan agar dan menyerukan penyelidikan internasional independen terhadap insiden itu.
"Kami menekankan pentingnya penyelidikan menyeluruh atas insiden ini, seperti diserukan sekjen PBB, " kata asisten sekjen PBB Oscar Fernandez-Taranco. "Israel juga harus membuka akses terhadap orang-orang yang ditahan, sesuai dengan hukum internasional."
Armada kapal itu mengangkut 10.000 ton bantuan yang berangkat dari Siprus ke Gaza. Lima sukarelawan yang ikut dalam kapal Mavi Marmara berasal dari organisasi sosial Indonesia, Mer-C. Beberapa laporan menyebutkan seluruhnya ada 12 warga Indonesia di armada kapal bantuan.
BBC | ANGIOLA HARRY