Wawancara Tempo dengan Menteri Luar Negeri Thailand di Bangkok

Reporter

Editor

Rabu, 26 Mei 2010 13:23 WIB

Menlu Thailand Kasit Piromya. AP/Dita Alangkara

TEMPO Interaktif, Bangkok - Pemerintah Thailand berencana membangun citranya yang terpuruk akibat sejumlah aksi demo dalam enam-tujuh tahun terakhir ini dengan menampilkan wajah baru Thailand. "Ini adalah saat yang tepat bagi rakyat Thailand untuk membangun Thailand yang baru," tutur Menteri Luar Negeri Thailand Kasit Piromya.

Kasit menyesalkan aksi kekerasan yang terjadi belakangan ini. "Kekerasan tak menyelesaikan masalah," ujarnya. "Begitu juga kudeta militer." Kendati didera aksi demonstrasi, ia bersyukur fundamental Thailand masih baik. "Saya optimistis demokrasi akan terwujud dengan baik di Thailand," katanya.

Kasit juga menyesalkan langkah sejumlah negara asing yang masih melindungi bekas Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra. "Mengapa sejumlah pemimpin masih menampung dan memberinya paspor? Padahal faktanya dia dan gerakan (Kaus Merah) adalah sumber dari segala sumber masalah di Thailand."

Kepada Andree Priyanto dari Tempo, Kasit berbicara tentang Thailand selepas aksi protes besar-besaran yang berujung pada tewasnya sekitar 88 jiwa dan melukai lebih dari seribu lainnya. Berikut ini petikan wawancara yang berlangsung di kantornya di Bangkok:

Apa yang Thailand pelajari dari krisis politik ini?

Krisis ini memberi pelajaran bagi kami bagaimana negara lain memandang kita. Saya tak mengerti mengapa beberapa pemimpin masih saja mau menampung bekas perdana menteri Thaksin Shinawatra dan memberikan dia paspor. Padahal Thaksin dan gerakannya adalah sumber dari segala sumber masalah di Thailand ini. Dia sumber masalah dalam kehidupan bermasyarakat di Thailand, bagi demokrasi dan rasa solidaritas di Thailand. Saya bilang kepada mereka (sejumlah pemimpin) bahwa pertemanan (pribadi) dan hubungan (formal) dengan Thailand tak bisa dipisahkan dalam kasus ini.

Pengadilan di Thailand memvonis Thaksin bersalah dalam banyak pelanggaran dan dia terus saja berusaha menghancurkan pemerintahan yang sah. Banyak negara yang masih saja mengizinkan Thaksin memakai negaranya sebagai panggung (untuk menyerang Thailand). Mereka (negara-negara itu) mesti menghormati Thailand. Kami bukan republik pisang atau negara yang gagal.

Thailand bermaksud merevisi hubungan dengan sejumlah negara?


Kami tak akan merevisi kebijakan (luar negeri) Thailand. Kami justru akan mengkritik diri kami sendiri. Kami memerlukan solidaritas dalam kehidupan bermasyarakat. Beberapa lembaga asing mesti melakukan koordinasi yang lebih intim lagi dengan Kementerian Luar Negeri.

Bagaimana pemerintah akan memperbaiki wajah Thailand pascakrisis di mata dunia?

Kami telah mengadakan rapat dan kami berencana menyewa sebuah tim profesional, bisa perusahaan atau sekelompok konsultan. Kami punya dana buat ini. Mereka akan bekerja secara terpisah ke dalam dua bagian. Kelompok pertama akan memulihkan citra keseluruhan dengan membangun kepercayaan. Kementerian Luar Negeri akan memimpin.

Tim kedua akan menggelar misi ke luar negeri guna membangun saling pengertian di antara sesama negara. Tim ini terdiri atas Kementerian Keuangan dan Perdagangan. Tugasnya menjelaskan apa yang terjadi di Thailand dan apa rencana pemerintah selanjutnya. Karena, ada sejumlah media internasional yang tak obyektif dalam memberitakan Thailand. CNN dan BBC tak bertindak adil terhadap pemerintah Thailand. Tak obyektif sebagaimana sejumlah media internasional lainnya. Tak seperti Al-Jazeera.

Andre Priyanto (Bangkok)

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya