Pemimpin Militer Thailand Mulai Berbeda Sikap dengan Perdana Menteri

Reporter

Editor

Selasa, 18 Mei 2010 09:45 WIB

Jenderal Anupong Paojinda
TEMPO Interaktif, Bangkok -Pemimpin militer Thailand Jenderal Anupong Paojinda berbeda sikap dengan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva soal penanganan pasca lewatnya tenggat waktu untuk demonstran. Lima ribu demonstran dari Kaus Merah tetap berkumpul di kawasan Ratchaprasong, Bangkok, kendati pemerintah mengultimatum agar pengunjuk rasa, terutama para ibu dan anak-anak, meninggalkan kawasan itu paling lambat pukul 15.00 kemarin sebelum “dibersihkan” militer.

Sumber di Pusat Resolusi Situasi Darurat (CRES) menyebutkan Abhisit meminta operasi militer diintensifkan untuk mengakhiri perampasan wilayah oleh Kaus Merah di kawasan perbelanjaan Ratchaprasong, Bangkok pusat. Perdana Menterimendorong komandan mempercepat persiapan mereka untuk merebut kembali tempat protes itu Selasa ini.

Namun, Jenderal Anupong berbeda pendapat. Anupong tidak mau aparat keamanan harus buru-buru dikerahkan karena ia prihatin tentang risiko korban di antara pasukan dan demonstran. "Ketika kita sudah siap, kita akan mencapai tujuan akhir kita di persimpangan Ratchaprasong. Tapi sekarang, masih ada risiko tinggi banyak korban," kata sumber CRES mengutip Anupong.

Perbedaan sikap Anupong itu mengkonfirmasi tentang kemungkinan penangguhan penyerbuan demonstran hari ini. Pemerintah menyatakan Senin dan Selasa ini sebagai hari libur nasional. Sebagian besar pengunjuk rasa yang tersisa, termasuk anak-anak, perempuan dan orang tua, telah memutuskan menolak meninggalkan lokasi protes.

Pernyataan Anupong ini menjawab pertanyaan media Thailand selama ini. Sebagai panglima tertinggi angkatan darat dan sekaligus penanggungjawab keamanan Thailand, Anupong sama sekali belum berkomentar sejak bentrok berdarah terjadi Kamis pekan lalu. Sudah 37 tewas dan 291 terluka, 14 di antaranya dalam kondisi kritis.

Pemimpin Kaus Merah Natthawut Saikua mendesak perdana menteri untuk tidak mengesampingkan pembicaraan damai dengan para demonstran meskipun negosiasi sebelumnya tak membuahkan hasil.

"Abhisit mengatakan tak akan mengesampingkan pembicaraan berdasarkan fakta meski pembicaraan pada putaran sebelumnya gagal," katanya. "Meski memerlukan waktu, saya percaya itu lebih baik daripada membiarkan pembunuhan berlanjut."

Kaus Merah akan menunggu jawaban dari Perserikatan Bangsa-Bangsa Selasa ini. Kelompok ini meminta PBB bertindak sebagai mediator dalam pembicaraan damai dengan pemerintah. Mantan perdana menteri terguling Thaksin Shinawatra, dalam sebuah pernyataan, juga mendesak PBB agar langkah untuk mengatasi krisis. Namun Abhisit dilaporkan menolak campur tangan asing dalam setiap pembicaraan dengan pemimpin Kaus Merah.

Korbsak Sabhavasu, sekretaris jenderal pada kantor Perdana Menteri Thailand, menegaskan perpanjangan negosiasi tak akan pernah terjadi sampai para demonstran bubar. "Negosiasi dapat terjadi jika protes berhenti dan pemimpin mereka menyerah. Pemimpin mereka harus menghentikan kerusuhan dan pembakaran kota," kata Korbsak.

Bangkok Post | YR

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya