TEMPO Interaktif, Moskow – Entah sama dengan di Indonesia atau tidak, bisa disimpulkan sendiri. Lebih dari separuh penduduk Rusia berpikir menyuap pejabat adalah cara terbaik untuk "memecahkan masalah. Ini hasil dari jajak pendapat terbaru.

Setidaknya ada 55 persen responden dalam jajak pendapat dari Levada Center yang berjumlah 1.600 warga Rusia percaya suap dilakukan oleh semua orang. “Suap dilakukan oleh semua orang saat berurusan dengan pejabat” di Rusia.

Presiden Dmitry Medvedev, yang telah melewati separuh masa jabatannya selama empat tahun, telah berjanji untuk memerangi korupsi di Rusia dan membangun sebuah hukum negara. Sementara semua orang mengamati bahwa aturan lebih dicari-cari untuk mereka yang berhubungan dengan pemerintahan.

Dalam temuan Levada Center menunjukkan bahwa orang Rusia masih membayar suap untuk pelayanan medis Lebih baik, lebih memilih untuk "membeli" izin mengemudi (SIM), menyuap polisi ketika tertangkap melanggar aturan lalu lintas, atau merogoh uang lebih agar anak mereka terhindar dari wajib militer atau mendapatkan tempat di sekolah yang tepat.

Bahkan sepuluh persen dari responden mengaku membayar lebih untuk pemakaman kerabat atau orang-orang terkasih mereka. Sementara hanya 10 persen yang percaya bahwa hanya penipu dan penjahat yang menyuap pejabat. Ada 30 persen yang mengatakan bahwa menawarkan uang tunai dalam amplop sebenarnya "biasa dilakukan orang-orang karena sudah tidak ada cara lain untuk memecahkan masalah mereka."

Akhir November lalu, pengawas transparansi international melaporkan Rusia sebagai negara G8, masuk dalam posisi 146 dari 180 negara menurut Indeks Persepsi Korupsi. Posisi ini menjadikan Rusia bergabung bersama Zimbabwe, Sierra Leone, dan lima negara berkembang lainnya. Hemm...

REUTERS| NUR HARYANTO