TEMPO Interaktif, Watertown - Tiga pria Pakistan yang menurut pihak berwenang memberikan dana ke tersangka bom mobil Times Square, Shahzad Faisal, ditahan Kamis saat FBI menelusuri jejak uang dalam serangan yang gagal itu.
Para penyelidik mengatakan belum jelas apakah ketiga orang itu tahu bagaimana uang itu akan digunakan.
Orang-orang itu - dua ditahan di daerah Boston, satu di Maine -- ditangkap saat pemerintah federal menggeledah rumah-rumah dan bisnis dalam serangkaian penyelidikan yang terkoordinasi berpusat di pinggiran kota Boston, di Long Island New York, dan di New Jersey.
Mereka ditangkap karena pelanggaran imigrasi -- administratif, bukan dakwaan pidana. Mereka tidak dikenakan dakwaan kejahatan yang berkaitan dengan terorisme. Nama mereka tidak disebutkan.
Penggerebekan itu berdasarkan bukti yang dikumpulkan dalam penyelidikan upaya bom Times Square dua minggu lalu. Juru bicara FBI Gail Marcinkiewicz memberikan jaminan hari Kamis bahwa "tidak ada ancaman langsung pada publik atau plot aktif melawan Amerika Serikat."
Di Washington, Jaksa Agung Eric Holder mengatakan para penyelidik percaya ada bukti bahwa orang-orang itu memberikan Shahzad, seorang warga negara AS kelahiran Pakistan, uang, tetapi mereka belum menentukan apakah orang-orang itu tahu dana mungkin dimaksudkan untuk aksi teroris.
Seorang pejabat penegakan hukum Massachusetts, yang berbicara anonim karena penyelidikan masih berlangsung, mengatakan penyelidik tidak yakin apakah kedua pria asal wilayah Boston itu sengaja mendampingi atau hanya memindahkan dana, seperti yang umum di antara orang-orang dari Timur Tengah dan Asia Tengah yang tinggal di Amerika Serikat.
AP | EZ
Berita terkait
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia
7 Februari 2021
Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.
Baca SelengkapnyaOrient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua
6 Februari 2021
Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020
Baca SelengkapnyaTidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat
4 Februari 2021
Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.
Baca SelengkapnyaKeluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge
3 Februari 2021
Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.
Baca SelengkapnyaKrisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan
3 Februari 2021
Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah
30 Januari 2021
Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.
Baca SelengkapnyaTutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol
30 Januari 2021
Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19
29 Januari 2021
Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19
Baca SelengkapnyaJenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran
27 Januari 2021
Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran
Baca Selengkapnya