Sekitar 60 penambang masih terperangkap di tambang Raspadskaya, Senin waktu setempat. Demikian penjelasan Menteri Darurat Rusia Sergei Shoigu.
Dia katakan, hampir seluruh tubuh korban ditemukan setelah tim penyelamat melakukan pencarian sehari semalam ke dalam terowongan sebelum terjadi ledakan kedua.
"Tujuh belas tim penyelamat menemukan korban, sayang mereka dalam kondisi tewas. Kami terus melanjutkan pencarian dan masih berharap bisa menyelamatkan lainnya," ujarnya.
Korban lainnya ditemukan terakhir pada Senin waktu setempat saat tim penyelamat melanjutkan tugasnya. Ledakan pertama terjadi pada Sabtu waktu setempat, saat sekitar 370 orang sedang bekerja di tambang bawah tanah di kawasan Siberia Kemerovo. Dua belas orang tewas seketika, sementara 300 lainnya bisa diselamatkan. Demikian keterangan dari kantor berita Interfax.
Hanya berselang beberapa jam -setelah tim penyelamat masuk ke dalam terowongan bawah tanah- ledakan kedua terjadi menyebabkan mereka bersama sejumlah penambang terperangkap dalam tanah. Sekitar 500 petugas penyelamat di sekitar negara dikerahkan untuk menyelamatkan para pekerja yang terperangkap di dalam tanah.
Shoigu mengatakan, munculnya air dari dalam tanah menjadi salah satu hambatan sehingga tim penyelamat harus bekerja keras selama 48 jam untuk menyelamatkan 13 orang yang terperangkap di dua lokasi yang terendam air bah.
Menurut situs perusahaan, tambang Raspadskaya memiliki kedalaman 500 meter dan mempunyai 370 kilometer terowongan bawah tanah, menghasilkan sekitar delapan juta ton per tahun.
Ledakan dan kecelakan di tambang batubara hal yang biasa di Rusia dan negara bekas pecahan Uni Soviet. Tak jarang perusahaan tambang tutup mata terhadap keselamatan terhadap para pekerja.
Pada Desember lalu, sembilan orang tewas dalam sebuah peristiwa ledakan di tambang pasir besi di kawasan Pegunungan Urals. Sementara pada 2007, sebuah ledakan terjadi di tambang batubara Ulankovskaya juga di Kemerovo menyebabkan 100 orang tewas.
AL JAZEERA | CHOIRUL