Pembunuh Malcolm X Bebas Bersyarat  

Reporter

Editor

Rabu, 28 April 2010 04:30 WIB

Thomas Hagan. cdn.thefreshxpress.com
TEMPO Interaktif, New York - Satu-satunya pria yang mengaku menembak Malcolm X dibebaskan bersyarat, Selasa (27/4), 45 tahun setelah ia membunuh pemimpin pembela hak sipil.

Thomas Hagan, pria terakhir yang menjalani hukuman penjara karena pembunuhan pada 1965, dibebaskan dari sebuah penjara di Manhattan. Menurut Juru Bicara Departemen Layanan Penjara Linda Foglia, Hagan bebas setelah menjalani program pembebasan selama dua hari.

Hagan, 69 tahun, sebelumnya mengaku dirinya merupakan salah satu dari tiga pria bersenjata yang menembak Malcolm X saat Malcolm X memulai pidato di Harlem Audubon Ballroom pada 21 Februari 1965. Namun, Hagan mengaku dua orang yang dihukum bersamanya tidak terlibat.

Dua orang yang dihukum bersama Hagan bersikukuh mengaku tak bersalah dan dibebaskan bersyarat pada 1980-an. Sejak itu, tidak ada orang lain yang dihukum terkait pembunuhan Malcolm X.

Menurut Hagan, dia dan dua pria bersenjata lainnya menembak mati Malcolm X karena kecewa Malcolm X memisahkan diri dengan pemimpin Nation of Islam, pergerakan warga muslim berkulit hitam. Malcolm X sendiri sempat menjadi juru bicara Nation of Islam.

Hagan, yang saat itu dikenal sebagai Talmadge X Hayer, berulang kali mengaku menyesal terlibat dalam pembunuhan Malcolm X. Dalam dokumen persidangan pada 2008, tindakan tersebut dilakukannya saat masih muda dan belum bisa berpikir matang.

"Saya kini sudah memiliki waktu yang banyak untuk berpikir," ujar Hagan kepada dewan pembebasan bersyarat bulan lalu, berdasarkan transkrip wawancara mereka.

"Kini saya mengerti lebih baik mengenai dinamikan pergerakan dan apa yang bisa terjadi dalam pergerakan, serta konflik yang mungkin terjadi. Saya sangat menyesal berpartisipasi dalam tindakan tersebut," ujar Hagan.

Dewan Pembebasan mengabulkan permintaan pembebasan bersyarat Hagan dalam upaya ke-17 yang dilakukan Hagan. Menurut Foglia, awalnya Hagan dijadwalkan bebas pada Rabu. Namun, waktunya dimajukan karena surat-surat administrasinya sudah lengkap.

Hagan sendiri enggan berkomentar pada Selasa petang. "Saya tidak punya waktu yang cukup untuk berpikir mengenai apapun," aku dia.

AP| KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya