Wawancara Tempo dengan Juru Bicara Pemerintah Thailand: Demonstrasi Damai tak Bisa Diserbu  

Reporter

Editor

Minggu, 25 April 2010 12:40 WIB

Sejumlah orang terluka setelah terjadi empat ledakan kecil di dekat lokasi protes anti-pemerintah di Bangkok, (22/04). AP Photo/Vincent Yu
TEMPO Interaktif, Bangkok -Pemerintah Thailand masih menyelidiki pelaku peledakan lima granat di stasiun kereta monorel Sky Train dan di Jalan Silom, kawasan pusat keuangan Bangkok, Kamis malam lalu. Tiga orang tewas, 75 orang terluka—termasuk seorang warga Indonesia, Jepang dan Australia.

Peledakan ini telah memicu gelombang protes baru kemarin. Ribuan orang yang mengenakan kaus berbagai macam warna turun ke jalan bersiap melawan massa dari kelompok Kaus Merah—massa pendukung mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra. Pasukan keamanan diturunkan untuk memisahkan mereka.

Panitan Wattanayagorn, juru bicara Pemerintah Thailand, mengatakan dari pemeriksaan pendahuluan oleh polisi, kelima granat itu dicurigai diluncurkan dari M79 di kawasan Ratchaprasong yang diduduki Kaus Merah dan berseberangan dengan Jalan Silom. Pemerintah mengaku memiliki rekaman CCTV yang menunjukkan orang yang menenteng M79 di tengah kerumunan demonstran dan menembakkannya ke udara.

“Yang paling berbahaya adalah dua granat terakhir, dilepaskan dari peluncur yang posisinya di gedung tinggi di seberang Silom,” ujar Panitan ketika dihubungi wartawan Tempo Yophiandi melalui saluran telepon internasional.

Berikut petikan wawancara dengan Panitan:

Bagaimana investigasi pemerintah atas lima granat yang meledak itu?

Laporan pendahuluan penyidikan sementara diketahui granat diluncurkan dari seberang kompleks Silom, area yang sekarang dikuasai Kaus Merah.

Jadi ini ulah Kaus Merah?

Kami belum sampai pada kesimpulan, kami masih mengumpulkan bukti lengkap.

Mengapa pemerintah tak langsung bertindak menangkap pelaku yang dicurigai?

Kami tak bisa menyerbu unjuk rasa damai yang tak menyebabkan pelanggaran hukum. Itu sudah tertulis dalam Konstitusi kami.

Pemerintah akan diam saja?

Tidak. Kami tetap akan menegakkan hukum. Kami tetap akan menangkap para pemimpin Kaus Merah. Membubarkan mereka supaya tak menduduki area ekonomi yang penting seperti saat ini. Kami sedang memproses itu. Kami pun sudah menangkap pentolan Kaus Merah Methee Amornwuttikul. Dia mengakui tentang senjata berat saat Sabtu berdarah di Monumen Demokrasi dua minggu lalu.

Apa pengakuannya bisa dipertanggungjawabkan?

Tentu. Dia dan timnya menyatakan membagikan senjata kepada teman-temannya di kerumunan. Dia juga memiliki senjata. Dia mengaku itu senjata milik tentara.

Maksudnya dari yang dicuri di Stasiun Satelit Bumi?

Belum tahu. Tentara sedang melacak nomor serinya.

Bagaimana dengan tawaran negosiasi Kaus Merah dan pemerintah yang melibatkan pihak ketiga?

Anda bicara dengan siapa mereka mau negosiasi? Mereka ada 24 orang, setahu kami mereka belum satu suara mau bernegosiasi. Kami masih menunggu tawaran mereka. Seperti yang sudah saya katakan, negosiasi hanya bisa dilakukan saat demonstrasi tak mengarah kepada kekerasan.


Yophiandi

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya