Pemerintah Thailand Mempertimbangkan Tuntutan Baru  

Reporter

Editor

Sabtu, 24 April 2010 12:32 WIB

AP/Wason Wanichakorn

TEMPO Interaktif, Bangkok - Pejabat pemerintah Thailand mempertimbangkan tawaran perdamaian oleh puluhan ribu pengunjuk rasa yang menuntut pemilihan umum, setelah enam minggu mematikan Bangkok.

Kelompok “Baju Merah” sebagai pendukung mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra mengatakan, mereka akan mengakhiri pendudukan selama tiga minggu di distrik perbelanjaan mewah Bangkok jika pemerintah membubarkan parlemen dan menyerukan pemilu dalam 30 hari.

Tidak jelas apakah pemerintah dukungan militer dari Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva akan setuju dengan jadwal tersebut. "Pemerintah mungkin harus setuju untuk jangka waktu tiga bulan, tapi ini tidak berarti ini akan mengurangi ketegangan," kata Pitch Pongsawat, seorang ilmuwan politik di Universitas Chulalongkorn. "Sepertinya tidak akan bisa mengontrol nyata tentang apa yang terjadi di jalanan."

Pejabat pemerintah Thailand bertemu pada Sabtu ini untuk mempertimbangkan tawaran kelompok “Baju Merah” setelah pembicaraan dengan para pemimpin demonstran, Jumat malam.

Sebelumnya, serangkaian ledakan granat dan menewaskan satu orang serta melukai 88 orang pada hari Kamis di jantung distrik bisnis Bangkok. Resiko kekerasan lebih lanjut tetap tinggi. Ribuan tentara bersenjata berjaga-jaga di persimpangan kota. Sedang demonstran pro-pemerintah sering berkumpul di luar barikade. Mereka memicu bentrokan kecil.

Advertising
Advertising

Di antara tuntutan baru mereka, “Baju Merah” ingin Abhisit untuk memulai penyelidikan independen menyusul bentrokan yang menewaskan 25 orang dan melukai ratusan orang dalam usaha untuk membubarkan para pengunjuk rasa pada tanggal 10 April. Selain itu juga mendesak agar pasukan untuk menarik diri dari tempat protes mereka.

Puluhan ribu demonstran tetap berada dalam perkemahan yang memenuhi sebuah distrik department store mewah di pusat Kota Bangkok. Mereka bersumpah untuk tinggal sampai parlemen dibubarkan.

Kemeja merah mengatakan Abhisit yang lahir di Inggris dan berpendidikan di Oxford berkuasa tidak sah pada bulan Desember 2008. Dia dianggap memimpin sebuah koalisi dengan militer setelah pengadilan membubarkan partai pro-Thaksin yang memimpin pemerintah Thailand sebelumnya.

REUTERS| NUR HARYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya