TEMPO Interaktif, Bishkek - Pemerintahan sementara Kirgistan hari ini mengancam akan memenjarakan presiden terguling Kurmanbek Bakiyev jika ia berani pulang.
Anggota kabinet Edil Baisalov menuding Bakiyev bertanggung jawab atas terbunuhnya 83 orang dalam unjuk rasa yang berakhir rusuh di Ibu Kota Bishkek awal bulan ini. “Jika Bakiyev kembali statusnya hanya seorang tahanan,” katanya kepada kantor berita Rusia Interfax.
Bakiyev awalnya menolak mundur. Ia sempat menggelar unjuk rasa di kota kelahirannya Jalal'abad. Namun tentara pemerintah berupaya menangkap dirinya. Bakiyev pun kemarin lri menuju negara tetangga Kazakhstan. Ia mengasingkan diri setelah meneken surat pengunduran diri.
Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.