Thaksin: Jika Abhisit Menolak Pemilu, Akan Ada Kudeta Militer

Reporter

Editor

Selasa, 20 April 2010 10:06 WIB

Thaksin Shinawatra terlihat pada sebuah proyektor dengan disaksikan oleh para pendukung anti-pemerintah di Bangkok, Thailand. AP Photo/Apichart Weerawong

TEMPO Interaktif, Bangkok – Tentara Thailand melakukan penjagaan keamanan di sekitar distrik bisnis Bangkok setelah kelompok "baju merah" menuntut pemilihan umum dan mengancam akan kembali menduduki wilayah itu pada hari Selasa ini.

Kekhawatiran meningkat kemungkinan terjadinya bentrokan berdarah. Demonstran antipemerintah berusaha mengambil alih distrik perbelanjaan kelas atas di ibu kota dan ingin kampanye melewati Silom Road, yang penuh dengan bangunan kantor dan markas besar negara pemberi pinjaman terbesar, Bangkok Bank.

Lalu lintas di sepanjang jalan lengang pada pagi hari karena banyak pengendara mobil memutuskan untuk menghindari daerah tersebut. Tentara berpatroli di jalan dan sebuah jalan yang menghubungkan Skytrain dengan sebuah stasiun kereta api di bawah tanah.

Senin malam, Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva kembali menolak tuntutan untuk menggelar pemilu. "Jika kita membiarkan orang-orang yang menggunakan kekerasan untuk mengancam perubahan politik, kita memiliki sebuah negara tanpa hukum," katanya.

Advertising
Advertising

Mengingat kerasnya di dua belah pihak setelah lebih dari sebulan protes berlangsung, analis takut kekerasan akan terus berlanjut. "Pada kenyataannya, sekarang semuanya bertindak keras satu sama lain sebagai jalan keluar," kata Danny Richards, seorang analis pada Economist Intelligence Unit.

Kerugian keuangan dari kebuntuan ini telah melahirkan desas-desus pengambilalihan oleh garis keras di militer untuk melakukan kudeta di Thailand semakin meruap.

Kelompok “Baju Merah” merupakan pendukung bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang digulingkan oleh tentara pada tahun 2006. Para pengamat mengatakan protes selama enam minggu telah berkembang dan menjadi sebuah kebuntuan yang berbahaya antara tentara dan faksi militer yang nakal yang mendukung “Baju Merah” dan termasuk jenderal pensiunan yang bersekutu dengan Thaksin, yang kini masih buronan.

Miliarder 60 tahun itu telah mendesak Abhisit untuk menggelar pemilu untuk mengakhiri kebuntuan. Jika Abhisit menolak, akan ada tindakan tegas lebih lanjut dan mungkin kudeta militer, Thaksin mengatakan kepada Reuters melalui telepon selama singgah di Brunei.

Kelompok demonstran menargetkan Bangkok Bank karena penasihat kehormatannya, Prem Tinsulanonda, yang dituduh mendalangi kudeta 2006 yang menggulingkan Thaksin. Tahun lalu, Thaksin telah meminta sekutunya untuk mendukung demonstran, termasuk mantan kepala tentara Chavalit Yongchaiyudh, yang menurut sumber-sumber pemerintah mengatakan jenderal dan mantan militer lainnya memberikan senjata kepada demonstran menjelang bentrokan berdarah 10 April dengan militer.

Chavalit, ketua parlemen sayap pro-Thaksin, yang Partai Puea Thai, telah membantah terlibat dalam kekerasan itu. Dia mengatakan pada hari Senin dia mencari ajudan Raja Thailand Bhumibol Adulyadej, untuk mencoba mengakhiri kebuntuan.

REUTERS| NUR HARYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya