Ampatuan Dibebaskan, Jaksa Protes

Reporter

Editor

Senin, 19 April 2010 20:02 WIB

Presiden Gloria Macapagal Arroyo dan Gubernur Mindanao Zaldy Ampatuan pada 18 Mei 2008 di Mindanao. (Reuters)
TEMPO Interaktif, MANILA - Jaksa Agung Filipina Claro Arellano memprotes keputusan Menteri Kehakiman Alberto Agra yang telah memerintahkan pembebasan dua anggota klan Ampatuan pada Jumat (16/4). Padahal keduanya diduga terkait dalam kasus pembantaian massal di Maguindanao yang menelan 57 korban jiwa termasuk 31 wartawan pada akhir November 2009

"Departemen Kehakiman semestinya menjadi pedang dan perisai bagi hukum dan ketertiban," kata Jaksa Agung Arellano, Senin (19/4). "Keputusan ini kian membuktikan anggapan masyarakat bahwa sistem peradilan pidana kita impoten apabila berhadapan dengan orang-orang penting yang memiliki pengaruh politik!"

Mereka yang dilepas Gubernur Wilayah Otonomi Mindanao Zaldy Ampatuan dan sepupunya, Walikota Mamasapano Akmad "Tato" Ampatuan. Menteri Agra beralasan tuduhan berlapis yang dialamatkan kepada kedua pejabat itu lemah dalam pembuktian. "Kesamaan hubungan dan nama tak sertamerta berarti terlibat konspirasi," ujarnya.

Menteri Agra berkeras tak ada saksi mata yang melihat keterlibatan Zaldy dan Akmad. Apalagi, menurut Agra, ada data penerbangan milik Maskapai Philippine Airlines memperlihatkan bahwa Gubernur Zaldy sedang berada di Kota Davao pada saat penyergapan 22 November 2009 itu.

Adapun Istana Malacanang menganggap tuduhan bahwa Presiden Gloria Arroyo terlibat dalam putusan Agra itu mengada-ngada. "Seolah-olah presiden melakukan interfensi demi kepentingan pribadi dan politik," ujarnya seraya menambahkan bahwa tudingan ke Malacanang itu bagian dari kampanye politik.

Maklumlah Klan Ampatuan selama ini memang dikenal dekat dekat Arroyo. Senator Francis Pangilinan menuding pembebasan Zaldy dan Akmad itu bertujuan untuk membuka jalan bagi kandidat yang didukung Arroyo pada pemilihan umum 10 Mei mendatang. "Ini merupakan langkah yang disengaja agar mereka bisa menuai suara buat Arroyo," kata Pangilinan.

Pangilinan, yang juga manajer kampanye kandidat partai oposisi Senator Benigno Aquino, putra mendiang Presiden Corazon Aquino ini, mengatakan keputusan membebaskan kedua "gembong politik" itu sebagai perbuatan yang keji. "Karena itu keputusan ini mesti dtentang dan dikutuk!" ujar tokoh Partai Liberal ini.


| INQUIRER | PHILSTAR | ANDREE PRIYANTO


Berita terkait

Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh

21 Agustus 2017

Abu Sayyaf Serang Permukiman Dinihari Tadi, 9 Warga Dibunuh

Sekitar 60 milisi Abu Sayyaf menyerang Kota Maluso di Pulau Basilian, Filipina selatan, dinihari tadi, menyebabkan 9 warga sipil tewas dan 10 terluka.

Baca Selengkapnya

Duh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh

27 Juli 2017

Duh, Duterte Sebut Universitas Oxford Tempat Kuliah Orang Bodoh

Duterte mencerca Oxford setelah universitas itu merilis hasil penelitian perihal sang presiden dan buzzer atau penggaung di media sosial.

Baca Selengkapnya

Melukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops

8 Juli 2017

Melukis Gunakan Darah, Begini Hasilnya --Oops

Kel Cruz, seniman asal Kota Quezon, Filipina menggunakan berbagai elemen unik termasuk darah untuk melukis

Baca Selengkapnya

Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat

27 Juni 2017

Filipina Umumkan Presiden Duterte Masih Hidup dan Sehat

Pemerintah Filipina akhirnya angkat bicara soal keberadaan Presiden Rodrigo Duterte yang belakangan diisukan sakit berat karena jarang terlihat.

Baca Selengkapnya

Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi

29 Mei 2017

Militer Filipina: Militan ISIS di Marawi Menyamar Jadi Pengungsi

Sejak peperangan berlangsung, hampir 200 ribu penduduk Marawi mengungsi ke Iligan berjarak sektar 38 kilometer ke arah utara.

Baca Selengkapnya

Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

28 Mei 2017

Lelucon Kontraversial Duterte, Izinkan Tentara Perkosa 3 Wanita

Presiden Rodrigo Duterte dengan nada bercanda, membuat lelucon bahwa anggota militer dapat memperkosa sampai 3 wanita.

Baca Selengkapnya

Situasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI  

27 Mei 2017

Situasi Marawi Mencekam, KJRI Terus Berkomunikasi dengan WNI  

Iqbal menjelaskan ke-17 WNI dalam keadaan baik tinggal di Kota Marawi.

Baca Selengkapnya

Gereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS

25 Mei 2017

Gereja Filipina: Duterte Terapkan Darurat Militer Lawan ISIS

Uskup memperingatkan warga Marawi agar berhati-hati dan bekerjasama dengan militer.

Baca Selengkapnya

Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi

25 Mei 2017

Melawan ISIS, Militer Filipina Lancarkan Serangan ke Marawi

Angkatan Bersenjata Filipina mengerahkan sekitar 100 pasukan didukung oleh helikopter guna merebut Marawi dari tangan Maute.

Baca Selengkapnya

Ini Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi

24 Mei 2017

Ini Profil Kelompok Maute, Pelaku Serangan Marawi

Kelompok Maute yang juga dikenal sebagai Dawlah Islamiya Filipina kini menjadi sorotan atas serangannya terhadap Kota Marawi, Selasa lalu.

Baca Selengkapnya