Pendapatan Obama Naik Dua Kali Lipat Lebih Jadi Rp 49,57 Miliar

Reporter

Editor

Jumat, 16 April 2010 08:14 WIB

Barack Obama. AP/Haraz N. Ghanbari
TEMPO Interaktif, London - Pendapatan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan istrinya, Michelle, naik lebih dua kali lipat dari US$ 2,65 juta (Rp 23,88 miliar) pada 2008 menjadi US$ 5,5 juta (Rp 49,57 miliar) pada 2009. Menurut Gedung Putih, kenaikan tersebut terutama karena penjualan buku mereka.

Berdasarkan data pajak, pendapatan pasangan tersebut meningkat sejak Obama diangkat menjadi Presiden Amerika Serikat pada Januari 2009. Jumlah tersebut tidak termasuk US$ 1,4 juta (Rp 12,61 miliar) dari uang hadiah Nobel Perdamaian yang Obama sumbangkan ke 10 lembaga amal.

Sebanyak sepertiga dari pendapatan pasangan tersebut atau sekitar US$ 1,8 juta (Rp 16,22 miliar) dibayar untuk pajak.

Rincian tersebut diungkapkan Gedung Putih pada 15 April sebagai tenggat waktu laporan pajak tahunan.

Pendapatan terbanyak pasangan tersebut datang dari buku Obama: Dreams of My Father dan The Audacity of Hope.

Selain uang dari Nobel Perdamaian, Obama menyumbangkan US$ 329.100 (Rp 2,96 miliar) ke 40 lembaga amal atau sekitar 6 persen dari pendapatan mereka.

Pendapatan pasangan Obama-Michelle lebih banyak dari Wakil Presiden Joe Biden dan istrinya, Jill, yang hanya mencapai US$ 333.182 (Rp 3 miliar) pada 2009.

BBC| KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya