TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Rusia Dmitry Medvedev hari ini memperingatkan masyarakat internasional bahwa perang saudara bakal meletup di Kirgistan. Ia bahkan memperkirakan negara Asia Tengah itu bakal menjadi Afganistan Kedua.
“Ada risiko nyata Kirgistan mungkin terpecah dua, utara dan selatan,” kata Medvedev dalam acara tanya jawab di Brookongs Institution, Washington. Karena itu, ia menegaskan Rusia berkewajiban mencegah bentrokan berdarah itu tidak terjadi.
Krisis politik masih berlangsung di Kirgistan sejak kaum oposisi menggulingkan rezim Presiden Kurmanbek Bakiyev. Kudeta berdarah yang menewaskan 63 orang dan mencederai 800 lainnya itu terjadi awal bulan ini.
Bakiyev memperingatkan pertumpahan darah akan terjadi bila pihak oposisi bertekad menangkap dirinya.
Pemerintah sementara Kyrgyzstan, yang tengah berjuang mengatasi kekerasan etnik dan menyiapkan polisi dan militer yang tangguh, meminta Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirimkan satuan polisi internasional. Tujuannya agar ditempatkan di negeri Asia Tengah tersebut.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengirim Robert Blake sebagai tuusan ke Kirgistan. Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat negara itu Jumat dan Sabtu mendatang.