Lewat Twitter, Thaksin Tuding Pemerintah Kerahkan Tentara  

Reporter

Editor

Senin, 12 April 2010 09:00 WIB

Mantan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra.Tempo/Imam Sukamto

TEMPO Interaktif, Bangkok – Pengunjuk rasa "baju merah" menolak perundingan dengan pemerintah pada hari Minggu dan mengatakan mereka tidak akan menyerah melawan untuk menuntut pemilihan umum setelah bentrokan dengan pasukan keamanan membunuh 21 orang, dini hari.

Tragedi tewasnya puluhan pengunjuk rasa ini tak membuat resolusi dan justru prospek kekerasan lebih besar lagi. Sementara pasar saham, salah satu yang paling ramai di Asia, kemungkinan besar akan terpukul pada perdagangan Senin (12/4) ini. "Waktu untuk negosiasi habis. Kami tidak bernegosiasi dengan pembunuh," kata pemimpin “Baju Merah” Weng Tojirakarn.

Pengunjuk rasa sebagian besar berasal dari pedesaan dan kelas pekerja yang mendukung Thaksin Shinawatra, mantan perdana menteri yang digulingkan dalam kudeta tahun 2006. “Baju Merah” ingin membubarkan parlemen Abhisit Vejjajiva di negara yang telah mengalami 18 kudeta sejak 1932.

Kekerasan pada Sabtu lalu menjadi kekerasan politik terburuk di negara itu sejak tahun 1992. Kerusuhan terjadi di kawasan wisata terkenal itu berakhir setelah pasukan keamanan ditarik pada dini hari. Sementara demonstran masih ribuan orang bertahan. Mereka telah menduduki dua tempat utama ibu kota, yang berpenduduk 15 juta jiwa ini. Mereka tidak berusaha keluar dari basis mereka pada hari Minggu.

Sementara Thaksin, menulis di account Twitter-nya (http://twitter.com/Thaksinlive), menuduh pemerintah "membawa pasukan dari seluruh negara" untuk mengusir demonstran.

Advertising
Advertising

Wakil Perdana Menteri Suthep Thausuban bersumpah untuk kembali ke jalan-jalan, meskipun ia mengakui bahwa tentara tidak akan mampu mengendalikan segera setelah kerusakan yang diderita dalam bentrokan hari Sabtu. "Pemerintah akan melanjutkan operasi untuk mengambil alih jalan yang dikuasai pengunjuk rasa karena pekerjaan mereka yang melanggar hukum," kata Suthep, kepada wartawan pada hari Minggu.

REUTERS| NUR HARYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya