Nasib Tukang Cukur di Gaza Tergunting

Reporter

Editor

Sabtu, 27 Maret 2010 11:09 WIB

afp foto
TEMPO Interaktif, Kota Gaza -Adnan Barakat tampak bingung saat ditemui di Kota Gaza, pekan lalu. Ia sedang memikirkan nasib usaha salonnya jika aturan baru Hamas benar-benar diterapkan. Kelompok anti-Israel yang menguasai Jalur Gaza sejak pertengahan Juni 2007 itu berencana melarang tukang cukur pria menggunting rambut wanita.

Ia khawatir bakal menjadi penganggur, yang kerjanya hanya duduk di rumah dan menonton televisi. Perserikatan Bangsa-Bangsa mencatat, saat ini sekitar 40 persen dari 1,5 juta penduduk di sana tidak punya pekerjaan “Mungkin saya akan pindah ke Somalia atau Afganistan. Tidak ada lagi kehidupan bagi saya di Gaza,” katanya seraya tersenyum masam.

Barakat adalah satu dari lima atau enam tukang cukur lelaki di seantero Gaza. Salonnya sudah beroperasi lebih dari seperempat abad. Bangunannya tidak terlalu besar, dengan kaca cermin yang selalu dibalut kain gorden. Kelihatan sedikit lusuh, memang. Seperti kebanyakan salon, terdapat cermin besar, alat pengering, dan poster berisi beberapa gaya rambut perempuan Barat di era 1980-an.

Sebagian besar pelanggannya orang asing dan warga Kristen yang jumlahnya kira-kira 3.000 orang. Beberapa di antaranya wanita muslim liberal. Saban hari ia kedatangan tiga atau empat konsumen.

Sejatinya, beleid baru Hamas itu sejalan dengan tradisi yang berlaku di Gaza. Masyarakat di daerah ini memang lebih konservatif dan religius ketimbang penduduk di Tepi Barat, yang didominasi Fatah. Naveen, 20-an tahun, membantah anggapan bahwa larangan itu dibuat karena Hamas. “Ini mengenai Islam dan tradisi kami. Pria tidak boleh mencukur rambut wanita. Itu normal di sini,” ujar gadis berjilbab warna cerah yang mengenakan kaus oblong dan celana jins ini.

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Hamas, Ihab al-Hussein, menegaskan isu itu tidak perlu dibesar-besarkan. “Ini bukan masalah besar, ini sebuah tradisi,” katanya.

Hamas memang telah menerapkan sejumlah syariat Islam di Gaza. Mereka mewajibkan pengacara perempuan berjilbab di ruang sidang dan mengharuskan pelajar perempuan berbusana Islami. Bahkan kaum lelaki dilarang memakai celana yang panjangnya di atas lutut saat bermain di pantai.

Jauh sebelum ini, salon milik Hatim al-Ghoul diserang dua kali, pada 2007 dan 2008. Namun ia mengaku tak tahu siapa pelakunya. “Mereka datang di tengah malam dan meledakkan salon saya dengan bom berukuran kecil,” ujarnya.

Kasihan benar para tukang cukur pria ini. Biasanya mereka menggunting rambut orang, namun kini pekerjaan mereka terancam dipotong.

BBC | Faisal Assegaf





Berita terkait

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

27 Januari 2021

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

1 Januari 2018

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

18 September 2017

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

18 September 2017

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

4 September 2017

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.

Baca Selengkapnya

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

30 Agustus 2017

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.

Baca Selengkapnya

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

2 Agustus 2017

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

29 Juli 2017

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.

Baca Selengkapnya

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

28 Juli 2017

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

22 Juli 2017

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.

Baca Selengkapnya