Sopir Taksi Chicago Dituduh Agen Teroris

Reporter

Editor

Sabtu, 27 Maret 2010 09:47 WIB

TEMPO Interaktif, Chicago – Jaksa Federal mendakwa sopir taksi Chicago pada hari Jumat dengan tuduhan berusaha menyediakan dana untuk bahan peledak dengan al-Qaidah dan mendiskusikan kemungkinan serangan bom di sebuah stadion yang belum ditentukan di Amerika Serikat, pada musim panas ini.

Raja Lahrasib Khan, 56 tahun, seorang warga negara Amerika Serikat asal Pakistan, dituduh tengah berusaha untuk memberikan dukungan material untuk organisasi teroris asing. Khan berbicara dengan pria lain yang diidentifikasi dalam pengaduan hanya sebagai Individu B pada tanggal 11 Maret dan tampaknya berbicara tentang serangan terhadap stadion di Amerika Serikat.

Khan yang dikatakan memiliki kantong berisi bom yang bisa dikontrol dari jarak jauh dapat ditempatkan di dalam stadion dan kemudian, "bum, bum, bum, bum," kata jaksa.

Berkepala botak dan berjenggot, Khan, berpakaian jaket nilon kusut jaket, celana dan sepatu butut, hanya muncul sebentar sebelum Hakim Geraldine Soat Brown, pada Jumat sore. Dia memerintahkan agar dia ditahan di Metropolitan Correctional Center sambil menunggu status yang ditetapkan untuk sidang Selasa.

Dia diwakili pengacara Daniel P. McLoughlin, seorang staf pengacara federal. McLoughlin menolak berkomentar ketika didekati oleh wartawan setelah sidang tapi Soat Brown mengatakan bahwa ia mungkin akan menarik diri dari kasus ini dan pengacara lain akan ditunjuk untuk membela Khan.

Advertising
Advertising

Khan dituding berbicara dengan agen yang menyamar untuk berkenalan dengan Ilyas Kashmir, seorang pemimpin teroris diyakini berbasis di wilayah barat Pakistan yang saat ini didakwa dalam surat dakwaan federal di Chicago dengan perencanaan serangan teroris di orang Denmark .

Jaksa mengatakan penyelidikan yang mengarah ke penangkapan Khan tidak terkait dengan penyelidikan terpisah yang menghasilkan tuduhan terhadap warga negara Amerika, David Coleman Headley, dan pengusaha Kanada yang tinggal di Chicago, Tahawwur Rana, dalam serangan teroris pada November 2008 yang menewaskan 166 orang tewas di kota India Mumbai.

Sedang Kashmir dalam surat dakwaan bersama dengan Headley dan Rana terkait dengan rencana serangan terhadap koran Denmark yang menerbitkan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad pada tahun 2005 yang menyebabkan protes di dunia Islam.

AP|
NUR HARYANTO

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya