Pentagon Setujui Perubahan Aturan Gay Jadi Tentara

Reporter

Editor

Jumat, 26 Maret 2010 02:18 WIB

Robert Gates. AP/Jim Watson

TEMPO Interaktif, Washington - Menteri Pertahanan Amerika, Robert Gates, Kamis (25/3) menyetujui aturan-aturan baru yang selama ini mempersulit posisi kaum gay dalam ketentaraan. Gates menyebut perubahan ini sebagai masalah "akal sehat dan kesopanan umum."

Gates mengumumkan panduan baru Pentagon dalam melaksanakan undang-undang tahun 1993 yang melarang gay membuka rahasia orientasi seksualnya itu di militer.

Pedoman baru mulai berlaku segera dan akan berlaku untuk kasus-kasus yang sudah terbuka. Ini dianggap sebagai tindakan sementara sampai Kongres memutuskan untuk menyetujui usulan pencabutan undang-undang oleh Presiden Barak Obama itu yang disebutnya sebagai aturan "jangan tanyakan, jangan ceritakan".

"Saya percaya perubahan ini merupakan perbaikan penting dalam aturan hukum yang saat ini dipraktikkan, terutama dalam hal akal sehat dan kesopanan umum," kata Gates dalam keterangan persnya di Pentagon.

Perubahan ini juga menaikkan jumlah petugas yang berwenang untuk melakukan pencarian fakta penyelidikan kasus. Untuk mencegah pernyataan palsu mulai sekarang bukti akan diberikan oleh pihak ketiga yang berada di bawah sumpah, kata Gates

Beberapa jenis informasi rahasia juga tidak akan lagi diperbolehkan, termasuk gay harus membuat pernyataan kepada pengacara mereka, pendeta, psikoterapis atau profesional medis untuk perawatan kesehatan.

Pelayanan individu ini memiliki waktu 30 hari untuk mengubah peraturan dan menyesuaikan diri dengan aturan baru.

Sen Carl Levin, D-Mich., Ketua Komite Angkatan Bersenjata Senat, dan anggota Partai Demokrat lainnya mengatakan sudah tiba saatnya untuk mencabut larangan dan menyerukan segera dilakukan moratorium pemecatan.

Nathaniel Frank, peneliti senior yang mendukung pencabutan larangan bagi gay, mengatakan tidak jelas seberapa besar dampak dari aturan baru ini.

Diperkirakan sekitar 13,000 personel militer AS telah dipecat berdasarkan kebijakan yang mengharuskan gay dan lesbian untuk merahasiakan orientasi seksual mereka, atau menghadapi pemecatan bagi yang melanggarnya. Angka resmi menunjukkan kira-kira 11,000 personil dipecat sejak tahun 1997 dan puncaknya pada tahun 2001 saat ketegangan terjadi dalam perang Irak dan Afghanistan.


AP | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya