Kamar Dagang Thailand Serukan Perdamaian

Reporter

Editor

Kamis, 25 Maret 2010 14:00 WIB

Pendukung Mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra berkumpul di bawah potret raksasa Raja Bhumibol Adulyadej ketika terjadi protes di Bangkok, Thailand, Sabtu malam, 13 Maret 2010. AP/Sakchai Lalit
TEMPO Interaktif, Bangkok -Peringatan itu datang dari Kamar Dagang dan Industri Thailand. Bos lembaga itu, Dusit Nontanakorn, menyeru kepada pemerintah agar selekasnya mengakhiri kebuntuan politik. Menurut dia, beberapa unjuk rasa yang terjadi sejak digusurnya Thaksin Shinawatra dari kursi perdana menteri oleh militer telah berdampak pada industri pariwisata. "Tak lama lagi giliran retail, ekspor, dan sektor investasi yang terancam," katanya.

Menurut Dusit, akibat demo yang digelar kelompok kaus merah belakangan ini, lebih dari 30 negara mengeluarkan larangan bepergian kepada warganya yang hendak melawat ke Thailand. Dalam kuartal ketiga, ia menaksir ekspor akan terpukul dan para pedagang akan kehilangan kepercayaan untuk berbisnis di Thailand. "Dan (angka) pengangguran akan meroket," katanya.

Kebuntuan dan kejang-kejang akibat chaos berkepanjangan telah berulang kali membuat perekonomian Thailand terpuruk. Negeri Gajah Putih itu telah 18 kali digoyang kudeta terhitung sejak terbentuknya negara modern itu pada 1932. Terlebih ketika konstitusi demokratis yang mengesankan itu diberlakukan pada 1997. Sejak itu politikus kerap memobilisasi dukungan rakyat di belakang sebuah partai tunggal.

"Kami (sektor swasta) yang kena getahnya," Dusit menambakan. "Sebaiknya semua pihak yang bertikai menahan diri dan mencari solusi terbaik. Kepentingan kerajaan lebih penting daripada kepentingan pribadi-pribadi." Sejatinya pintu perundingan politik masih terbuka antara pemerintah dan kelompok kaus merah, yang mendukung Thaksin. Cuma, kedua pihak masih sama-sama berkeras akan tuntutan masing-masing.

Kaus merah menuntut parlemen dibubarkan dan pemilu digelar, sedangkan pemerintah ingin protes diakhiri. "Kami masih belum berada di gelombang yang sama," kata seorang pemimpin baju merah, Charan Ditthapichai.
Sedangkan juru runding pemerintah, yang diwakili Menteri Pendidikan Chinnaworn Boonyakiat, berkeras menyatakan bahwa aksi menuang darah ke Wisma Pemerintah dan rumah Perdana Menteri melanggar hukum.
"Kalau saja protes dilakukan lewat jalur hukum, saya kira tak sulit bagi kami buat berunding," tutur Chinnaworn.

Bak beradu pantun, Caran menjawab, "Bagaimana mau berunding dengan damai kalau atmosfernya saja tak mendukung. Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri masih diberlakukan dan tentara ada di mana-mana." Pemerintah Thailand memperpanjang kondisi darurat hingga 30 Maret.

Situasi kian tegang tatkala dua granat meluncur ke kantor Kementerian Kesehatan Masyarakat, tempat Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva menggelar rapat kabinet. "Serangan ini dimaksudkan untuk mendiskreditkan pemerintah," kata juru bicara pemerintah, Panitan Wattanayagorn. Ketua Dewan Penasihat Partai Demokrat Chuan Leekpai menyeru agar pelakunya ditangkap dan diadili.

Suhu di gedung parlemen pun ikut memanas setelah partai pemerintah, Demokrat, menggertak akan memakzulkan para anggota parlemen dari partai oposisi pendukung unjuk rasa, Partai Puea Thai. Demokrat beralasan para anggota parlemen tak hanya memboikot sidang, tapi juga menghalangi Ketua Dewan Chai Chidchob memasuki ruang sidang.

"Mereka tak melaksanakan tugas mereka sebagai wakil rakyat," kata anggota parlemen kubu Demokrat, Wirat Kalayasiri. Diserang, pihak oposisi balik mengancam. Ketua oposisi Witthaya Buranasiri berdalih dengan menyatakan mereka memboikot sidang karena halaman parlemen disesaki tentara dan dipasangi barikade. "Parlemen telah dikudeta tentara secara terselubung!" ujarnya. "Karena itu, kami akan memakzulkan Perdana Menteri."

BANGKOKPOST | THENATION | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya