Obama 'Berkeringat' Hadapi Voting Undang-undang Reformasi Kesehatan  

Reporter

Editor

Minggu, 21 Maret 2010 06:29 WIB

Barack Obama. AP/Charles Dharapak
TEMPO Interaktif, Jakarta -Menjelang jam-jam terakhir voting Rancangan Undang-Undang Reformasi Kesehatan, Presiden Amerika Serikat Barack Obama siaga di Capitol Hill. Ia mengirim seruan final untuk voting yang digelar siang hari ini waktu Washington.

Dia menggambarkan voting kongres itu sebagai momentum amat "bersejarah". Berpidato dengan berapi-api, Obama mementahkan kritik atas RUU dari para anggota Republik dan beberapa Demokrat. "Waktunya untuk reformasi adalah saat ini!"

"Kita sudah menunggu cukup lama, dan dalam beberapa hari ini perjuangan seabad bakal mencapai final dalam sebuah voting bersejarah," katanya.

Gara-gara urusan ini pulalah Obama kembali menangguhkan rencana kunjungannya ke Indonesia hingga Juni nanti. Padahal kunjungan itu sudah digagas sejak ia terpilih sebagai presiden, dan Indonesia telah bersiap jauh-jauh hari.

Menurut presiden Afro-Amerika pertama itu, sudah setahun terjadi "debat keras" soal RUU Kesehatan. "Tiap argumentasi sudah dipaparkan. Kita sudah menggabungkan ide-ide terbaik dari Demokrat dan Republik ke dalam sebuah proposal final," kata Obama.

Lobi juga sudah gencar dilakukan. Toh, Obama tetap "berkeringat" karena Partai Republik dan beberapa anggota Demokrat tetap bersumpah menggagalkan lolosnya RUU. Namun harapan datang dari empat anggota Demokrat yang berubah mendukung setelah menerima sebuah kertas laporan bagus dari para analis anggaran kongresional.

Di antara mereka ada anggota DPR John Boccieri, Allen Boyd, dan Suzanne Kosmas, yang mengumumkan beralih dari berkata "tidak" pada November lalu menjadi "ya" kini--menambah sokongan baru anggota Demokrat yang belum memutuskan menjadi enam dalam tiga hari ini.

"Saya sangat senang atas momentum perkembangan RUU," kata Ketua DPR Nancy Pelosi. "Saat kami membawa RUU ke publik, kami bakal bisa meraih kemenangan signifikan untuk rakyat Amerika."

"Saya sangat yakin bahwa kita bakal menang voting dan RUU bakal disahkan," ujar anggota DPR Partai Demokrat, James Clyburn.

Clyburn menyebutkan, dia dan beberapa punggawa partai telah membujuk dan menjelaskan kepada sekitar dua lusin anggota Demokrat yang ragu tentang keuntungan-keuntungan dari rancangan tersebut. Dia mengatakan, mereka mendapat alat yang berharga ketika analis RUU memberi nilai yang baik. Kantor Anggaran Kongres, yang nonpartisan, memperkirakan rancangan itu akan mengurangi defisit anggaran sebesar US$ 138 miliar selama 10 tahun dan memberikan jaminan asuransi bagi 32 juta (ditaksir saat ini 36 juta) warga Amerika Serikat yang saat ini tak ditunjang asuransi kesehatan.

Dua kelompok lobi yang kuat, Amerika Medical Association, yang mewakili para dokter, dan AARP, yang mewakili para veteran, dilaporkan sudah mendukung reformasi. Keduanya adalah pendukung RUU versi sebelumnya.


Washington Post | AP | Dwi A

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya