Lewat Video, Obama Ajak Warga Iran Bekerja Sama

Reporter

Editor

Sabtu, 20 Maret 2010 16:16 WIB

Barack Obama. Reuters
TEMPO Interaktif, Washington -Presiden Amerika Serikat Barack Obama dalam sebuah video online mengajak warga Iran untuk melakukan pertukaran pelajar dan budaya dengan negara Abang Sam tersebut. Obama juga ingin warga Iran mendapatkan akses lebih baik terhadap internet untuk masa depan mereka.

Dalam video kedua yang ditujukan ke Iran sejak ia menjadi Presiden, Obama mengatakan Amerika Serikat menawarkan dialog diplomatik, namun pemerintah Iran memilih mengisolasi diri. Obama mengatakan Amerika Serikat menghormati martabat setiap manusia.

Gedung Putih melansir video tersebut Jumat (19/3) malam waktu setempat bertepatan dengan Nowruz, libur 12 hari merayakan kedatangan musim semi dan dimulainya tahun baru dalam kalender Persia. Video tersebut dilansir ketika hubungan Amerika Serikat dengan Israel merenggang akibat isu pembangunan permukiman di Yerusalem Timur.

“Amerika Serikat menghormati martabat setiap manusia dan menganggap kewajiban dunia internasional yang mengikat sejarah dalam arah menuju keadilan untuk mewujudkan sebuah masa depan di mana warga Iran bisa menggunakan hak-haknya dalam berpartisipasi penuh di ekonomi global dan memperkaya dunia melalui pertukaran budaya dan pendidikan di luar batas Iran,” ujar Obama dalam video yang terdapat pula teks bahasa Persia.

Meski Amerika Serikat dan Iran masih memiliki perbedaan, Obama mengatakan, “Kami tetap memegang komitmen kami untuk membantu masa depan warga Iran. Contohnya, dengan memperluas kesempatan pertukaran pendidikan agar pelajar Iran bisa belajar di sekolah dan universitas-universitas kami. Kami juga berupaya agar warga Iran mendapat akses kepada perangkat lunak serta teknologi internet yang bisa membuat mereka berkomunikasi dengan yang lain dan dengan dunia tanpa takut disensor.”

Obama mengisyaratkan kesediaannya berdialog langsung dengan Iran soal program nuklir Iran dan pertikaian dengan Israel yang menjadi sekutu Amerika Serikat. Saat dilantik menjadi presiden tahun lalu, Obama mengatakan pemerintahannya akan merangkul negara-negara lawan. “Kami akan mengulurkan tangan jika Anda bersedia membuka kepal tangan Anda,” ujar Obama saat itu.

Pemerintah Iran diduga mulai kehilangan kepercayaan penuh dari masyarakat terkait dugaan kecurangan dalam pemilihan umum tahun lalu. Sementara, usaha untuk memberi sanksi terhadap Iran terkait program nuklir mereka, menemui kendala dengan terpecahnya sikap para sekutu Amerika.

“Kami tetap menawarkan kontak diplomatik secara komprehensif dan dialog,” kata Obama dalam video tersebut. “Selama tahun lalu, justru pemerintah Iran yang memutuskan untuk mengisolasi diri mereka.”

Sebelumnya, pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengkritik Obama yang dinilai hanya kepanjangan dari mantan Presiden George Walker Bush terkait kebijakan Amerika terhadap Israel. Khamanei menilai Israel sebagai tumor kanker yang nyaris musnah.

Tahun lalu, Obama mengirim pesan ke warga Iran agar menjalin hubungan yang lebih baik. Saat itu, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan Iran bersedia berdialog dengan Amerika Serikat jika Amerika menghormati mereka.

AP| KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya