Apa Makna Darah dalam Aksi Demo Pendukung Thaksin?

Reporter

Editor

Sabtu, 20 Maret 2010 12:27 WIB

Demonstran yang meupakan pendukung mantan Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra menyiramkan darah ke kantor Perdana Menteri Thailand, Abhisit Vejjajiva. AP Photo/Apichart Weerawong
TEMPO Interaktif, Thailand-Pendukung bekas Perdana Menteri Thailand Thaksin Shinawatra ternyata menumpahkan atau menyiramkan darah dalam aksi demo mereka bukan semata karena aksi spontan atau karena mereka ingin tampil di depan kamera TV. Bagi para demonstran, darah punya makna tertentu sebagai simbol perlawanan.

Banyak warga Thailand, orang Barat, dan bahkan masyarakat dunia menyaksikan dengan jijik aksi penumpahan darah manusia dari galon-galon minuman itu. Pemandangan di televisi itu mengauk-aduk rasa mual, karena yang mereka tuangkan adalah darah asli ribuan orang.

Banyak pula yang khawatir terhadap dampak kebersihan akibat penumpahan darah di jalan-jalan Bangkok maupun di kantor-kantor pemerintah, bahkan di depan rumah Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva. Sebagian orang mencelanya sebagai tindakan membuang-buang sumber yang berharga, yang bisa digunakan untuk orang sakit yang memerlukan darah.

Namun, para pemimpin baju merah mengatakan bahwa penumpahan darah itu merupakan pengorbanan untuk demokrasi dan kutukan terhadap pemerintah. Darah yang berwarna merah juga merupakan simbol massa berkaus merah.

Dalam pergulatan politik di Thailand, yang selama beberapa tahun ini ditunjukkan oleh para pendukung "kuning" dan "merah", simbol tampaknya menjadi senjata yang paling penting. Mereka mempercayai perbintangan, kekuatan gaib, dan bahkan jimat sebagai salah satu sumber kekuatan bagi gerak politik mereka.

Keyakinan seperti itu tak hanya ditemukan di kawasan pedesaan. Banyak pemimpin senior negara, baik sipil maupun militer, ikut secara aktif dalam acara-acara ritual magis untuk mendapatkan kekuataan khusus.

Nah, para pemimpin Front Persatuan Demokrasi anti-Kediktaturan (UDD) mempercayai kekuatan khusus itu bila mereka mengadakan upacara-upacara menumpahkan darah di banyak gerbang kantor-kantor pemerintah. Tempat-tempat yang disiram bergalon-galon darah itu mereka yakini akan terkena kutukan keras.

Penumpahan darah itu bisa juga dianggap sebagai tindakan untuk menghadapi pemerintahan yang dipandang tidak memiliki legitimasi--yang sekarang dipimpin oleh Abhisit Vijjajiva-- bila darah ditumpahkan di luar rumahnya. Namun, pemerintah tentu saja tak percaya pada kepercayaan-kepercayaan gaib semacam itu.

"Dunia melihat sebagian warga di Thailand sebagai orang-orang yang percaya pada ilmu hitam dan itu jelas tidak beradab," kata Wakil Perdana Menteri Sethup Thaugsuban, yang bertanggungjawab atas urusan keamanan nasional.

"Darah adalah lambang kekerasan dan menaburkannya di rumah seseorang merupakan hal yang menyedihkan. Perdana menteri sangat menyesalkan insiden seperti ini," kata Satit Wonghongtaey, seorang menteri di kantor perdana menteri.

Seorang pengunjuk rasa baju merah mengatakan dia merasa sumbangan darahnya merupakan lambang untuk menyambung tali persaudaraan dengan sesama pengunjuk rasa sebagaimana dilakukan oleh para pejuang zaman dulu.

Sebenarnya, kata sejarawan Dr Pasuk Phongpaichit dan Chris Baker, para politisi yang membacakan ritual-ritual tertentu atau mempengaruhi massa untuk menyumbangkan darah tak lebih bertujuan untuk mendapatkan dan menumpuk kekuatan. "Kemampuan untuk mempengaruhi peristiwa melalui kekuatan magis adalah bentuk kekuasaan," kata Dr Pasuk.

BBC | YR

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya