Thaksin Menolak Berdamai, Massa Lanjutkan Demo  

Reporter

Editor

Sabtu, 20 Maret 2010 11:50 WIB

Ribuan penentang pemerintah berunjukrasa di Bangkok, Thailand (20/3). REUTERS/Chaiwat Subprasom
TEMPO Interaktif, Bangkok -Menumpang truk, kapal motor, bus, mobil, dan sepeda motor, ramai-ramai pemrotes menyerbu Bangkok untuk sebuah pawai unjuk rasa nonstop bertajuk "Perang Rakyat Melawan Elite". Tepat pada 14 Maret lalu, para pemrotes itu, yang semuanya memakai baju merah menyala dan penuh keceriaan, mencapai jumlah lebih dari seratus ribu jiwa. "Ini perang kasta" kata Nattawut Saikur, salah seorang pemimpin demo.

Tapi kemarin berangsur-angsur jumlah peserta pawai merosot hingga hanya menyisakan 40 orang, seiring dengan tak tercapainya tuntutan mereka untuk melengserkan Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva, yang telah berkuasa selama 15 bulan. Tak digubris, kali ini pendemo berseru lewat spanduk-spanduk yang mereka usung: "Tanpa keadilan, tak ada perdamaian."

"Saya minta para buruh dan pegawai pemerintah yang merasa dizalimi, bergabunglah bersama kami!" kata Suporn Atthawong, pemimpin lainnya dari timur laut Thailand, yang merupakan jantung demonstran pendukung bekas Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, terdakwa kasus korupsi di Thailand. Pemimpin aksi protes menjanjikan hiburan malam dan rapat umum lanjutan beberapa hari ke depan.

Thaksin pun menolak tawaran damai yang diperantarai Komisi Nasional Hak Asasi. "Kami akan mempertahankan basis kami, namun akan ada rotasi sumber daya manusia," kata pemimpin unjuk rasa lainnya, Veera Musikapong, saat mengumumkan keputusan melanjutkan aksi protes tanpa batas waktu. Begitu pun Perdana Menteri Abhisit, tetap pada pendirian. "Saya tak akan mengundurkan diri," katanya.

Kendati begitu, kedua pihak sepakat untuk menjaga aksi protes agar berjalan damai. Sejauh ini unjuk rasa berjalan tanpa insiden. Selain menerima donor darah dan menumpahkan darah, para pengunjuk rasa menyerahkan surat ke Kedutaan Inggris dengan mengatakan ingin mengimbangi laporan media yang buruk soal protes mereka. Kepada Kedutaan Amerika, massa menuduh intelijen Amerika menyadap Thaksin.

BBC | BANGKOK POST | ANDREE PRIYANTO

Berita terkait

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

18 November 2018

Lupakan Kekalahan dari Thailand, Timnas Indonesia Bidik Filipina

Timnas Indonesia sekarang fokus pada pertandingan terakhir Piala AFF 2018 melawan Filipina di Jakarta pada 25 November mendatang.

Baca Selengkapnya

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

26 Oktober 2017

110 Ribu Orang Hadiri Kremasi Raja Thailand, Bhumibol Hari Ini

Sekitar 110 ribu orang diizinkan memasuki area dekat jenazah Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej yang akan dikremasi hari ini.

Baca Selengkapnya

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

30 Agustus 2017

Thaksin Tweet 'Tirani' Montesquieu Kritik Junta Militer Thailand  

Thaksin Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand meng-tweet ucapan Montesquieu tentang tirani untuk mengkritik junta militer.

Baca Selengkapnya

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

27 Agustus 2017

Yingluck Lari ke Dubai Bergabung dengan Thaksin, Abangnya  

Yingluck Shinawatra, eks Perdana Menteri Thailand, terbang ke Singapura lalu ke Dubai, negara tempat Thaksin, abangnya tinggal sebagai eksil.

Baca Selengkapnya

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

11 Agustus 2017

Hebat, Nenek 91 Tahun Raih Gelar Sarjana di Thailand

Kimlan Jinakul, nenek asal Thailand meraih gelar sarjana ekologi dari Universitas Terbuka Sukhothai Thammathirat

Baca Selengkapnya

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

20 Juli 2017

UU Baru Disahkan, Raja Thailand Kuasai Warisan Rp 399,2 Triliun

Raja Thailand kini menguasai penuh warisan kerajaan itu, menyusul pemerintah mengesahkan sebuah undang-undang baru.

Baca Selengkapnya

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

11 Juni 2017

Hina Kerajaan Thailand di Facebook, Pria Ini Dipenjara 35 Tahun

Wichai, 34 tahun, asal Thailand, harus menjalani hukuman 35 tahun karena unggahannya di Facebook dianggap menghina keluarga Kerajaan Thailand.

Baca Selengkapnya

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

16 Mei 2017

Karena Video Tato Vajilalongkorn, Thailand Ancam Adili Facebook

Pemerintah Kerajaan Thailand mengancam akan mengadili Facebook jika tidak menghapus video yang menampilkan tubuh bertato Raja Maha Vajiralongkorn

Baca Selengkapnya

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

11 Mei 2017

FB Blokir Video Raja Thailand, Vajiralongkorn Seliweran, Bertato  

FB memblokir video yang menunjukkan Raja Thailand, Vajiralongkorn, berseliweran di pusat belanjadengan mengenakan kaus dan tubuh bertato.

Baca Selengkapnya

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

28 April 2017

Anggap Dirinya Kebal, Dukun Ini Tewas Saat Atraksi

Seorang dukun di wilayah Chieng Mai, Thailand, tewas setelah ia sengaja menikam jantungnya sendiri karena menganggap dirinya kebal.

Baca Selengkapnya