Hadiah Nobel Obama Disumbangkan untuk Haiti

Reporter

Editor

Jumat, 12 Maret 2010 22:47 WIB

Barack Obama. Reuters

TEMPO Interaktif, Washington - Presiden Barack Obama berencana untuk menyumbangkan $ 1,4 juta atau hampir sekitar Rp 13 miliar hadiah dari Penghargaan Perdamaian Nobel yang diterimanya untuk membantu pendidikan, keluarga veteran perang, korban selamat gempa Haiti dan organisasi yang bekerja membantu korban.

Obama memberikan $ 750.000 untuk enam kelompok yang membantu anak-anak kuliah. Fisher House, yang menyediakan perumahan bagi keluarga miskin dan veteran akan menerima $ 250.000, kata Gedung Putih, Kamis (11/3) waktu setempat. Sementara dua mantan presiden Clinton dan Bush juga menggalang dana untuk korban gempa Haiti, akan menerima $ 200.000.

"Organisasi-organisasi ini melakukan pekerjaan luar biasa di Amerika Serikat dan luar negeri membantu mahasiswa, veteran dan banyak orang lain yang membutuhkan," kata Obama dalam sebuah pernyataan. "Saya bangga untuk mendukung pekerjaan mereka."

Obama dipilih untuk menerima penghargaan Nobel untuk prestasinya mendengar aspirasi dan melakukan pendekatan. Komite Nobel menghormatinya untuk mengubah suasana politik internasional dan mengatakan Obama dibutuhkan dunia usaha pelucutan senjata nuklir dan pemanasan global.

Obama sendiri terkejut dengan penghargaan itu dan ajudannya mengatakan ia akan menyumbangkan hadiah uang tunai untuk amal.

Fisher House akan menggunakan sumbangan itu untuk membangun tiga rumah sakit di dekat rumah sakit Angkatan laut Bethesda dan pangkalan Udara Dover. Tempat ini merupakan tempat penampungan jasad tentara Amerika yang tewas dalam tugas di luar negeri.

Ketua Fisher House Foundation Kenneth Fisher mengatakan dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press mengatakan, "Ini suatu kehormatan untuk melayani para pria dan perempuan dan keluarga ini karena mereka memberikan begitu banyak untuk bangsa ini."

Sementara dana untuk Haiti yang diserahkan ke Clinton-Bush akan digunakan membangun kembali wilayah yang hancur akibat gempa itu.

Obama juga memberi bantuan untuk lembaga pemerhati HIV/Aids, AfriCare. Demikian pula untuk lembaga yang memiliki program-program kesehatan masyarakat, pengembangan sumber daya air dan pertanian di 25 negara di Afrika.

Obama menerima hadiah perdamaian hanya beberapa hari setelah mengumumkan keterlibatan Amerika dalam perang di Afghanistan.


AP | HAYATI MAULANA NUR

Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya