TEMPO Interaktif, Bangkok – Menyusul aksi protes yang akan digelar kelompok pendukung Thaksin Shinawatra 14 Maret mendatang, Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva hari ini, Selasa (9/3), membatalkan perjalanannya ke Australia.
Abhisit rencananya akan ke Australia Ahad, tepat saat berlangsungnya protes. Namun perjalanan itu ditunda dan Abhisit lebih memilih tetap berada di Bangkok setelah pemerintah menerima informasi intelijen bahwa ada sekelompok kecil orang akan membawa senjata saat aksi.
“Menurut intelijen, sejumlah kelompok kecil telah berkomunikasi menggunakan saluran yang berbeda menggalakkan orang-orang agar membuat keributan atau membuat dan membawa senjata ke Bangkok,” kata Juru Bicara Pemerintah Panitan Wattanayagorn.
Guna mengantisapi pecahnya kerusuhan saat aksi, pemerintah Thailand berencana menerapkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (Internal Security Act) di Bangkok dan beberapa distrik lainnya.
Namun rencana ini dikritik sejumlah organisasi hak asasi manusia. Mereka mengatakan ISA tak jauh berbeda dengan hukum perang, hingga bila ISA diberlakukan sama artinya pemerintah menerapkan hukum perang selama masa demonstrasi.