Sarkozy: Prancis Berbuat Kesalahan soal Genosida Rwanda

Reporter

Editor

Kamis, 25 Februari 2010 23:47 WIB

TEMPO Interaktif, Kigali -Presiden Prancis Nicolas Sarkozy mengaku negaranya membuat kesalahan penilaian terkait pembunuhan massal atau genosida di Rwanda pada 1994. Sarkozy pun menegaskan Prancis akan memastikan pihak yang bertanggung jawab atas kejahatan luar biasa tersebut ditangkap dan dihukum.

Sarkozy mengunjungi Presiden Rwanda Paul Kagame untuk memperbaiki hubungan diplomatik yang memburuk terkait permasalah seputar genosida. Sarkozy pun meminta maaf atas peran negaranya dalam pembunuhan sekitar 800 ribu etnis Tutsi dan Hutu dalam waktu kurang 100 hari di Rwanda pada 1994.

“Ada penilaian yang sangat salah, semacam kebutaan ketika kami tidak memperkirakan bahaya genosida,” ujar Sarkozy dalam jumpa pers dengan Kagame. “Kesalahan-kesalahan penilaian dan politik terjadi di sini. Dan itu memicu terjadinya dampak yang sangat tragis.”

Kedua negara tersebut memutuskan hubunga diplomatic pada 2006 setelah hakim di Prancis menuding Kagame dan sembilan kaki tangannya menembak pesawat yang ditumpangi mantan Presiden Juvenal Habyarimanas pada April 1994. Penembakan tersebut dinilai meletupkan pembunuhan missal.

Rwanda sendiri membantah tudingan tersebut. Rwanda justru balik menuduh mantan Presiden Prancis Francois Mitterand melatih dan mempersenjatai milisi Hutu yang berada di balik pembunuhan massal di Rwanda.

Rwanda dan Prancis memperbaiki hubungan diplomatic pada November 2009. Selama tiga tahun pertikaian diplomatik, Rwanda bergabung dengan dua blok Anglophone yaitu Persemakmuran dan Komunitas Afrika Timur. Rwanda, yang merupakan negara bekas jajahan Belgia, juga mengubah bahasa yang dipergunakan di sekolah dari bahasa Prancis menjadi Inggris.

Dalam kunjungan singkat ke Kigali, Sarkozy mengaku Operasi Pirus, misi tim penyelamat Prancis di bawah mandat Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk memberikan zona keamanan, terlalu kecil dan terlambat. Pembunuhan massal dimulai pada April 1994, sementara misi tim penyelamat Prancis baru tiba pada Juni.

REUTERS| KODRAT SETIAWAN

Berita terkait

Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

27 Mei 2021

Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui Prancis terlibat dalam genosida Rwanda yang menewaskan 800.000 Tutsi dan Hutu moderat.

Baca Selengkapnya

Fakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara

17 Mei 2020

Fakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara

Kepolisian Paris telah menangkap pria paling dicari di Rwanda, Felicien Kabuga, seorang arsitek genosida yang menewaskan sekitar 800.000 orang.

Baca Selengkapnya

Pria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda  

14 Januari 2017

Pria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda  

Pria warga Inggris yang pernah menjadi salesman Pepsi Cola ini secara mengejutkan diangkat menjadi Raja Rwanda.

Baca Selengkapnya

Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

22 November 2016

Minta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda  

Gereja Katolik meminta maaf atas keterlibatannya melakukan genosida dalam perang saudara di Rwanda tahun 1994 yang menewaskan 800 ribu orang.

Baca Selengkapnya

Bos Genosida Rwanda Ditangkap di London  

23 Juni 2015

Bos Genosida Rwanda Ditangkap di London  

Pernah menjadi utusan pasukan perdamaian PBB.

Baca Selengkapnya

Gorila Mabuk Tonjok Fotografer

9 Februari 2015

Gorila Mabuk Tonjok Fotografer

Gorila seberat 250 kilogram itu mabuk karena kebanyakan
memakan batang bambu. Fotografer jadi korban.

Baca Selengkapnya

Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi

1 November 2014

Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi

Berdasarkan Transparancy International, Rwanda berada di

peringkat 50 teratas sebagai negara yang bersih dari korupsi.

Sedangkan Indonesia di 114.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

19 Februari 2014

Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida

Onesphore Rwabukombe dinilai membantu pembunuhan setidaknya 450 pria, wanita dan anak-anak di kompleks gereja Kiziguro.

Baca Selengkapnya

Panglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag

22 Maret 2013

Panglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag

Bosco Ntaganda, komandan pemberontak yang dijuluki "Terminator" itu, menyerahkan diri ke Kedutaan Besar AS Senin lalu.

Baca Selengkapnya

Rwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi

31 Oktober 2012

Rwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi

Dituduh terlibat dalam pembunuhan massal pada 1994.

Baca Selengkapnya