Korban Sipil Serangan di Afganistan Terus Meningkat

Reporter

Editor

Selasa, 16 Februari 2010 14:55 WIB

TEMPO Interaktif, Marjah, Afganistan - Tiga warga sipil Afganistan kembali tewas dalam serangan terhadap kubu Taliban di selatan, menurut pasukan NATO hari Selasa.

Kematian itu - dalam tiga insiden terpisah - terjadi setelah dua rudal Amerika menghantam sebuah rumah di pinggiran kota Marjah pada hari Minggu, yang menewaskan 12 orang, setengah dari mereka anak-anak. Para pejabat Afganistan hari Senin mengatakan tiga pejuang Taliban di rumah itu pada saat serangan.

Sekitar 15 ribu pasukan NATO dan pasukan Afganistan mengambil bagian dalam serangan besar-besaran di sekitar Marjah. Marinir Amerika merupakan ujung tombak serangan itu.

Serangan itu adalah operasi gabungan terbesar sejak invasi pimpinan Amerika di Afghanistan 2001, dan ujian utama dari strategi NATO untuk melindungi warga sipil, bukan membunuh pemberontak.

Tapi di hari keempat penyerangan yang bisa berlangsung berminggu-minggu itu, tembakan dan ledakan bom yang dikendalikan menimbulkan kekhawatiran bahwa warga sipil akan menanggung beban pertempuran.

Dalam dua insiden terbaru, beberapa pria Afgan mendatangi pasukan NATO dan mengabaikan teriakan dan isyarat tangan untuk berhenti, kata NATO. Tentara melepaskan tembakan dan membunuh mereka.

Dalam insiden ketiga, dua laki-laki Afganistan terperangkap dalam baku tembak antara militan dan pasukan NATO. Keduanya terluka dan satu meninggal akibat luka-lukanya walaupun sudah diberi perawatan medis, kata NATO.

Pejuang Taliban meningkatkan serangan balasan terhadap Marinir dan tentara Afganistan di Marjah, yang memperlambat kemajuan sekutu meski pemerintah Afghanistan mengklaim para pemberontak hancur dan melarikan diri.

Pejuang Taliban muncul di balik kegelapan ke tempat-tempat yang dinilai bebas senjata dan peledak, dan kemudian melepaskan tembakan ke Marinir dari belakang garis pasukan Amerika.

Ledakan terus mengepung kota hari Selasa saat Marinir berupaya untuk maju lebih lanjut melalui jalan-jalan penuh bom dan ranjau.

AP | EZ

Berita terkait

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

23 Agustus 2021

Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS

Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?

Baca Selengkapnya

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

22 Agustus 2021

241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban

Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan

Baca Selengkapnya

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

22 Agustus 2021

20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun

Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia

Baca Selengkapnya

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Reuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban

Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.

Baca Selengkapnya

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

18 Agustus 2021

Ini Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan

Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

18 Agustus 2021

Top 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban

Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.

Baca Selengkapnya

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

17 Agustus 2021

Pendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan

Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.

Baca Selengkapnya

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

17 Agustus 2021

40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.

Baca Selengkapnya

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

17 Agustus 2021

Wakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban

Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.

Baca Selengkapnya

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

17 Agustus 2021

Mengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban

Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.

Baca Selengkapnya