Anak Bankir Nigeria Didakwa Akan Meledakkan Pesawat Amerika  

Reporter

Editor

Minggu, 27 Desember 2009 07:57 WIB

AP| Akira Suemori

TEMPO Interaktif, Detroit – Seorang pemuda asal Nigeria mengaku memilki hubungan dengan Al Qaidah. Pria berusia 23 tahun itu didakwa berusaha menghancurkan sebuah pesawat di Detroit pada Hari Natal. Pihak berwenang mengetahui dari ayahnya yang telah memperingatkan sebelumnya atas keprihatinan tentang anaknya.

Penumpang pesawat yang terbang pada Sabtu (26/12) sempat merasakan kepanikan akibat dari serangan menakutkan itu. Mereka diberitahu bahwa pihak berwenang baru saja mencegah mereka meninggalkan tempat duduk mereka selama satu jam sebelum mendarat.

Departemen Kehakiman menuduh Umar Farouk Abdulmutallib dengan sengaja berusaha untuk menghancurkan atau merusak pesawat terbang dan dia telah meletakkan perangkat yang bisa merusak dalam pesawat.

Hakim di Distrik Amerika Paul Borman membacakan dakwaan kepada Abdulmutallib di ruang konferensi di Pusat Medis Universitas Michigan di Ann Arbor, Mich, di mana dia sedang dirawat karena luka bakar.

Advertising
Advertising

Surat pernyataan itu mengatakan ia memiliki perangkat yang berisi peledak berkekuatan tinggi yang melekat pada tubuhnya. Pihak penerbangan mengatakan bahwa Penerbangan Northwest 253 turun ke Bandara Detroit Metropolitan, dimana Abdulmutallib telah menonaktifkan sumbu peledak yang hanya memicu kebakaran.

Menurut analisis pendahuluan, menunjukkan bahwa perangkat itu berisi PETN, yang juga dikenal sebagai pentaeritritol. Ini adalah materi yang sama yang digunakan sebagai bom yang disembunyikan di dalam sepatu milik Richard Reid ketika ia mencoba menghancurkan sebuah penerbangan trans-Atlantik pada tahun 2001.

PETN sering digunakan dalam bahan peledak militer. Teroris sering menggunakannya karena kecil dan kuat. Tersangka tersenyum ketika ia dibawa ke rumah sakit.Tangan kiri dan kanannya diperban. Ibu jari tangan kanan dan bagian dari kulit pada ibu jari terbakar.

Hakim Borman bertanya kepada terdakwa apakah ia mengucapkan namanya dengan benar. Abdulmutallab menjawab, dalam bahasa Inggris. "Ya, itu baik-baik saja. "Hakim bertanya apakah ia mengerti dakwaan terhadap dirinya (Abdulmutallib). Dia menjawab dalam bahasa Inggris: "Ya, aku lakukan."

Sidang berlangsung selama 20 menit. Hakim mengatakan tersangka akan didampingi pembela dan menetapkan sidang penahanan sampai 8 Januari 2010.

Di Nigeria, Umaru Alhaji Mutallib, ayah laki-laki itumengatakan kepada The Associated Press, "saya percaya ia mungkin telah ke Yaman, tapi kami sedang menyelidikinya untuk memastikan itu."

Ayah Abdulmutallib adalah kepala Bank Pertama Nigeria dari 1999 hingga bulan ini. Kata bankir itu, putranya adalah mantan mahasiswa universitas di London, tetapi telah meninggalkan Inggris untuk bepergian ke luar negeri.

Polisi Metropolitan London juga sedang bekerja dengan para pejabat AS, kata seorang juru bicara yang berbicara dengan syarat identitasnya disembunyikan. Sebuah pencarian dilakukan, Sabtu (26/12) di sebuah gedung apartemen di London Barat, di kawasan mewah di mana tersangka dikatakan telah tinggal di sana.

University College London mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa seorang siswa bernama Umar Farouk Abdulmutallib belajar teknik mesin di sana antara September 2005 sampai Juni 2008. Tetapi perguruan tinggi itu mengatakan tidak yakin mahasiswanya adalah orang yang sama yang berada di pesawat.


AP| REUTERS| NUR HARYANTO


Berita terkait

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.

Baca Selengkapnya

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020

Baca Selengkapnya

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.

Baca Selengkapnya

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.

Baca Selengkapnya

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.

Baca Selengkapnya

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19

Baca Selengkapnya

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran

Baca Selengkapnya