Cina Tolak Bebaskan Pembangkang Liu Xiaobo

Reporter

Editor

Rabu, 16 Desember 2009 13:30 WIB

Pembangkang Cina Liu

TEMPO Interaktif, Cina menolak permintaan Amerika Serikat dan Uni Eropa membebaskan aktivis politik Liu Xiaobo. Permintaan itu dianggap intervensi urusan dalam negeri.

Liu didakwa oleh pemerintah Cina telah melakukan kegiatan subversi dan menyeruhkan reformasi politik di Cina.

Sikap keras pemerintah Cina ini mendapatkan perhatian dari Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Untuk itu, kedua negara meminta Cina membebaskan Liu dan mengakhiri kekerasan terhadap sejumlah warganya yang menandatangani gerakan prodemokrasi "Charter 08."

Menanggapi permintaan Amerika Serikat dan Uni Eropa, Menteri Luar Negeri Cina mengatakan bahwa permintaan pembebasan tahanan merupakan campur tangan urusan dalam negeri Cina.

Setelah setahun ditahan, pengacara Liu, pekan lalu, menjelaskan bawha klienya akan dituntut oleh jaksa dengan pasal percobaan subversi terhadap kekuasaan negara.

Liu ditahan sejak Desember 2008 usai menulis "Charter 08" berisi petisi seruan agar pemerintah Cina melakukan reformasi politik secara radikal, termasuk perubahan demokrasi dan hak asasi manusia.

Atas kegiatan tersebut, Liu akan dijebloskan ke penjara selama 15 tahun.

Senin kemarin, Amerika Serikat dan Uni Eropa meminta Cina membebaskan Liu dan mengakhiri kekerasan terhadap warga negaranya yang melakukan seruan reformasi politik.

"Itu fitnah yang tidak bisa diterima Cina," ujar juru bicara kementerian luar negeri Jiang Yu kepada wartawan yang rutin mendapatkan pengarahan berita.

Dia tambahkan, hak-hak warga negara Cina adalah dijamin oleh undang-undang.

"Saya ingin tekankan kepada warga negara Cina bahwa lembaga hukum di sini sangat independen, tidak ada intervensi dari luar. Kami sangat menentang penggunaan kekuatan luar untuk ikut campur tangan dalam urusan dalam negeri Cina."

Lebih dari 300 akademisi dan kaum intelektual di Cina menandatangani "Charter 08" dan menujukkan solidaritasnya terhadap penahanan Liu. Salah seorang yang teken, Xu Youyu mengatakan kepada BBC, "Jika Liu dinyatakan bersalah maka seharusnya kami juga."

Liau adalah seorang penulis dan mantan guru besar universitas yang waktunya habis ketika menjadi pemimpin gerakan demokrasi di Lapangan Tiananmen 1989. Akibat ulahnya, dia beberapa kali ditahan termasuk menjadi tahanan rumah.

Dia masih melanjutkan kegiatan menulis dan diterbitkan di internet berisi seruan demokrasi pluralisme di Cina.

BBC | CHOIRUL

Berita terkait

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

7 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

16 jam lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

20 jam lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

20 jam lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

21 jam lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

1 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

1 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

1 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

2 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

4 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya