TEMPO Interaktif, West Point - Presiden Barack Obama memerintahkan penambahan 30 ribu pasukan Amerika di Afganistan pada Selasa malam. Ia juga berharap penarikan bertahap dapat dimulai dalam 18 bulan.
Penambahan pasukan di Afganistan ini merupakan yang kedua dalam pemerintahannya yang masih muda, di saat Taliban membuat kemajuan signifikan. Ketika menjabat presiden Januari lalu, ada sekitar 34 ribu pasukan di lapangan dan saat ini ada 71 ribu.
Pengumuman ini tidak mendapat dukungan sepenuh hati dari anggota Kongres Demokrat. Banyak di antara mereka lebih menyukai penarikan mundur dengan cepat. Beberapa lainnya telah mengajukan penarikan pajak yang lebih tinggi untuk perang itu.
Republik bereaksi dengan hati-hati. Beberapa pejabat mengatakan Senator John McCain, musuh Obama dalam pemilihan kemarin, mengatakan dalam pertemuan legislator sebelumnya bahwa pengungkapan jadwal penarikan mundur membuat Taliban bersembunyi hingga Amerika menarik diri.
Sebagai kandidat presiden, Obama mengatakan perang Afganistan adalah sebuah perang yang layak dilakukan, sebagai kebalikan dengan Irak. Obama menentang perang Irak dan sejak awal menarik diri.
Survei terbaru dari Gallup yang dikeluarkan Selasa menunjukkan hanya 35 persen warga Amerika yang setuju penanganan perang Obama, 55 persen lainnya tidak setuju.
Dalam kutipan pidato yang dirilis sebelumnya di Gedung Putih itu, Obama mengatakan sebuah penarikan mundur dari Afganistan akan dilakukan secara bertanggung jawab dengan memperhitungkan kondisi di lapangan.
"Kami akan terus memberikan nasihat dan bantuan pada pasukan keamanan Afganistan untuk menjamin bahwa mereka berhasil dalam penarikan jangka panjang. Namun telah jelas bagi pemerintahan Afganistan, dan terutama pada rakyat Afgan, bahwa mereka pada akhirnya bertanggung jawab atas negara mereka sendiri," kata Obama.
AP | ERWIN Z
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya