TEMPO Interaktif, Kabul - Afganistan hari Sabtu menuduh Perserikatan Bangsa-Bangsa mengintervensi penyusunan kabinet Presiden Hamid Karzai. Tuduhan ini disampaikan kurang dari seminggu sebelum pembentukan kabinet.
Kementerian Luar Negeri Afganistan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa komentar-komentar yang dikeluarkan perwakilan PBB di Kabul dalam konferensi pers hari Kamis telah melewati norma internasional dan wewenangnya.
Kai Eide mengatakan "panglima perang dan calo kekuasaan" seharusnya tidak memutuskan bentuk pemerintahan baru dan memperingatkan Afganistan untuk tidak mengasumsikan bahwa pentingnya posisinya menjamin dukungan internasional dilanjutkan.
Kementerian Luar Negeri Afganistan mengatakan instruksi oleh beberapa lingkaran politik dan diplomatik dan agen-agen propaganda dari negara-negara asing telah melukai harga diri Afganistan.
Pada hari Jumat Perdana Menteri Inggris Gordon Brown mengatakan Karzai berisiko kehilangan dukungan internasional kecuali dia bertindak tegas memerangi korupsi.
Eide mengatakan pemerintahan Karzai selanjutnya seharusnya terdiri dari orang-orang berorientasi reformasi yang kompeten yang dapat melaksanakan agenda reformasi.
Washington sebelumnya telah meminta sebuah pemerintahan Afgan yang lebih kuat dan bertanggung jawab untuk memerangi Taliban sejak dijatuhkan dari kekuasaan pada 2001.
Presiden AS Barack Obama sedang mempertimbangkan untuk mengirim tambahan 40 ribu pasukan Amerika ke Afganistan.
REUTERS | ERWIN
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya