TEMPO Interaktif, Jakarta - Inggris bersiap untuk mengirim ratusan pasukan tambahan ke Afganistan sebagai penegasan komitmen negara itu atas perang tak populer itu. Langkah itu diambil saat pemerintahan Obama mengevaluasi seluruh pendekatannya terhadap konflik itu.
Rencana pengiriman sekitar 500 pasukan Inggris itu menjadi berita baik bagi Gedung Putih yang telah berupaya membujuk negara-negara Eropa untuk mengirim lebih banyak pasukan ke Afganistan. Perdana Menteri Gordon Brown diperkirakan mengumumkan langkah itu Rabu, menurut sumber yang mengetahui masalah itu.
Brown mengatakan penambahan pasukan bergantung pada sejumlah kondisi, termasuk strategi NATO untuk melatih personel sipil dan militer Afgan, persenjataan yang memadai, dan pemerintahan Afgan baru yang akan berkuasa.
Tambahan pasukan Inggris itu muncul saat pemerintahan Obama menimbang permintaan mendesak dari komandan Amerika di Kabul, Jenderal Stanley McChrystal, untuk penambahan puluhan ribu tentara dan Marinir Amerika.
Obama akan mengumpulkan dewan perang Rabu untuk membahas evaluasi pesimistis perang itu yang disampaikan Jenderal McChrystal ke Washington, Agustus, sebelum mengajukan penambahan pasukannya.
Pejabat Gedung Putih mengatakan evaluasi itu akan berlangsung setidaknya hingga minggu depan, yang berarti keputusan terakhir tentang strategi di Afganistan tidak akan muncul sebelum bulan depan.
Inggris memiliki kontingen NATO terbesar kedua di Afganistan setelah Amerika, dan Brown akan menggunakan kesempatan di Parlemen untuk menyampaikan putusan-putusan prinsip untuk meningkatkan komitmen pasukan Inggris sekitar 500, menurut sumber. Keberadaan pasukan Inggris di Afganistan akan meningkat menjadi sekitar 9.500, jumlah terbesar sejak awal konflik 2001.
Keputusan Brown berisiko politik. Perang itu semakin tidak populer di Inggris, dan Brown telah dituduh gagal memperlengkapi pasukan Inggris dengan baik sebelum mereka dikirim ke Afganistan. Dia secara konsisten menolak kritik yang berasal dari oposisi dan sebagian dari militer itu.
WSJ | ERWIN Z
Berita terkait
Kenapa Amerika Gagal di Afghanistan, Menurut Mantan Pejabat Hingga Veteran AS
23 Agustus 2021
Amerika Serikat telah mengucurkan dukungan keuangan masif dan pasukan ke Afghanistan. Lantas kenapa gagal memenangkan perang setelah 20 tahun?
Baca Selengkapnya241 Ribu Orang Tewas Sejak Amerika Serikat Perangi Taliban
22 Agustus 2021
Selama 20 tahun Amerika Serikat memerangi Taliban, ratusan ribu orang baik prajurit maupun warga sipil tewas di Afganistan dan Pakistan
Baca Selengkapnya20 Tahun Perangi Taliban, Amerika Serikat Habiskan Rp 31 Ribu Triliun
22 Agustus 2021
Uang yang Amerika Serikat keluarkan setara dengan membagikan Rp 116 juta bagi 271 juta penduduk Indonesia
Baca SelengkapnyaReuters/Ipsos: Popularitas Joe Biden di Level Terendah Usai Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Peringkat persetujuan Presiden Joe Biden mencapai level terendah sejak menjabat setelah pemerintah Afganistan dukungan AS runtuh oleh Taliban.
Baca SelengkapnyaIni Faktor Kenapa Taliban Bisa Kuasai Afganistan Nyaris Tanpa Perlawanan
18 Agustus 2021
Taliban menguasai Afganistan hanya beberapa hari dan bahkan nyaris tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah. Apa faktor kemenangan mulus Taliban?
Baca SelengkapnyaTop 3 Dunia: Risiko Lumpuh Wajah Vaksin Sinovac Hingga Kemenangan Taliban
18 Agustus 2021
Tiga berita terpopuler dunia pada 17 Agustus 2021 yakni risiko lumpuh wajah vaksin Sinovac hingga karier politik Joe Biden terancam karena Taliban.
Baca SelengkapnyaPendiri Taliban Mullah Baradar Dikabarkan Akan Kembali ke Afganistan
17 Agustus 2021
Pendiri Taliban Mullah Baradar dikabarkan akan pulang ke Afganistan setelah 20 tahun tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Baca Selengkapnya40.000 Orang Terluka Selama Pertempuran di Afganistan Sejak Juni
17 Agustus 2021
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan 40.000 orang lebih yang terluka selama pertempuran di Afganistan telah dirawat sejak Juni.
Baca SelengkapnyaWakil Presiden Afganistan Amrullah Saleh Ajak Rakyat Bergabung Melawan Taliban
17 Agustus 2021
Wakil presiden pemerintahan Afganistan yang digulingkan, Amrullah Saleh, meminta warga negaranya untuk bergabung dalam perlawanan menentang Taliban.
Baca SelengkapnyaMengenang Momen Jokowi Kunjungi Afganistan di Tengah Serangan Taliban
17 Agustus 2021
Beberapa jam sebelum Jokowi mendarat ada penyerangan ke Akademi Militer di Afganistan.
Baca Selengkapnya