Raja Spanyol Dipermalukan, Dilempari Lumpur Saat Kunjungi Korban Banjir
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Senin, 4 November 2024 10:34 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Raja Spanyol Felipe VI dan pejabat tinggi pemerintah dilempari lumpur oleh sejumlah korban banjir yang marah. Insiden itu terjadi saat kunjungan pertama para pemimpin negara itu pada Minggu, 4 November 2024, ke pusat wilayah yang terkena dampak terparah.
Perdana Menteri Pedro Sánchez dievakuasi dari tempat kejadian, menurut penyiar Spanyol RTVE, saat rombongan pejabat negara itu mulai berjalan di jalan-jalan Paiporta yang tertutup lumpur. Paiporta adalah salah satu daerah yang paling parah terkena dampak di mana lebih dari 60 orang tewas dan ribuan rumah hancur.
Polisi berkuda puna harus turun tangan dengan menahan kerumunan. Beberapa puluhan orang melemparkan lumpur dan mengayunkan sekop serta tongkat dengan mengancam ke udara. "Keluar! Keluar!" dan "Pembunuh!" teriak kerumunan di antara hinaan lainnya. Pengawal membuka payung untuk melindungi para bangsawan dan pejabat saat para pengunjuk rasa melemparkan lumpur ke arah mereka.
Setelah dipaksa mencari perlindungan, Raja Spanyol Felipe VI, dengan bercak-bercak lumpur di wajahnya, tetap tenang dan melakukan beberapa upaya untuk berbicara dengan penduduk. Satu orang tampak menangis di bahunya. Dia menjabat tangan seorang pria.
Ini adalah insiden yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi keluarga kerajaan. Keluarga Kerajaan Spanyol sangat berhati-hati dalam menciptakan citra seorang raja yang disukai oleh negara. Namun kemarahan publik atas penanganan krisis yang serampangan itu memuncak pada hari Minggu.
Ratu Letizia yang datang bersama Presiden regional Valencia Carlo Mazón juga berada dalam rombongan tersebut. Ratu juga berbicara kepada para wanita yang tangannya dan lengannya terkena lumpur.
“Kami tidak punya air,” kata seorang wanita kepada Ratu Letizia.
<!--more-->
Banyak orang masih tidak punya air minum selama lima hari setelah banjir melanda. Sejumlah wilayah di Paiporta, yang berpenduduk 30.000 jiwa, masih tersumbat oleh tumpukan sampah, banyak mobil hancur total dan lumpur.
Kemarahan penanganan bencana terjadi saat pejabat daerah terlambat memperingatkan tentang bencana. Banjir mulai memenuhi Paiporta dengan gelombang yang menghancurkan.
Penduduk makin marah karena pejabat tidak mampu menanggapi dengan cepat setelah kejadian. Sebagian besar pembersihan lumpur akibat banjir dilakukan oleh penduduk dan ribuan relawan. “Kami telah kehilangan segalanya!” teriak seseorang.
Teriakan-teriakan itu termasuk tuntutan untuk Mazón, yang pemerintahannya bertanggung jawab atas perlindungan sipil. "Di mana Pedro Sánchez?" kata penduduk korban banjir kepada pemerintah.
Felipe bersikeras mencoba berdialog dengan orang-orang saat ia mencoba melanjutkan kunjungannya. Ia berbicara kepada beberapa orang, menepuk punggung dua pemuda yang kejam dan berpelukan sebentar, dengan noda lumpur di mantel hujan hitamnya.
Menurut seorang jurnalis penyiaran Spanyol RTVE di dekat Felipe, seorang wanita menangis dan mengatakan kepadanya bahwa ia tidak punya makanan dan popok.
Setelah sekitar setengah jam ketegangan, para raja masuk ke mobil dinas dan pergi dengan pengawalan polisi berkuda. Seorang wanita memukul mobil dinas dengan payung, dan yang lain menendangnya sebelum mobil melaju kencang.
AL ARABIYA
Pilihan editor: Israel Gempur Lebanon dan Gaza saat Netanyahu Kunjungi Perbatasan Utara