Hizbullah: Kami Tak Akan Mengemis ke Israel Demi Gencatan Senjata
Reporter
Tempo.co
Editor
Dewi Rina Cahyani
Kamis, 31 Oktober 2024 08:51 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Naim Qassem menyampaikan pidato pertama usai didapuk sebagai pemimpin baru Hizbullah pada Rabu, 30 Oktober 2024. Ia mengatakan Hizbullah akan menyetujui gencatan senjata dengan Israel dengan syarat-syarat yang dapat diterima. Ia menambahkan bahwa kesepakatan yang layak belum diajukan.
"Jika Israel memutuskan bahwa mereka ingin menghentikan agresi, kami akan terima, tetapi dengan syarat-syarat yang kami anggap tepat dan sesuai," kata Naim Qassem dalam pidato yang direkam sebelumnya.
Namun dia menegaskan bahwa Hizbullah tidak akan mengemis untuk gencatan senjata. Dia mencatat bahwa upaya politik untuk mengamankan kesepakatan belum membuahkan hasil. "Tidak ada proyek yang diusulkan yang disetujui Israel dan yang dapat kita bahas," katanya.
Naim Qassem menggantikan Hasan Nasrallah yang dibunuh oleh Israel pada 27 September 2024. Nasrallah telah memimpin Hizbullah selama lebih dari 30 tahun.
Ia mengambil alih saat Hizbullah terkunci dalam perang habis-habisan dengan Israel. “Keluarlah dari tanah kami untuk mengurangi kerugian Anda (Israel). Jika Anda tetap tinggal, Anda akan membayar lebih dari yang pernah dibayarkan dalam hidup Anda,” kata Qassem. Ia menambahkan bahwa Hizbullah dapat bertahan dalam pertempuran selama berhari-hari, berminggu-minggu, dan berbulan-bulan.
Qassem mengakui bahwa pembunuhan Nasrallah dan tokoh senior Hizbullah lainnya oleh Israel memberikan pukulan yang menyakitkan bagi kelompok itu. Namun, ia mengatakan Hizbullah telah mulai pulih dengan mengisi kekosongan. Hizbullah juga bangkit dengan menunjuk pemimpin baru.
Qassem juga berjanji untuk menegakkan strategi perang yang ditetapkan oleh pendahulunya. “Program kerja saya merupakan kelanjutan dari program kerja pemimpin kami, Sayyed Hassan Nasrallah,” katanya. Ia berjanji melanjutkan rencana perang yang telah dibuat oleh Nasrallah.
AL ARABIYA
Pilihan editor: AS Lacak 500 Insiden yang Melibatkan Senjatanya selama Perang Gaza