Kim Jong Un Genjot Persenjataan Nuklir Korea Utara, Berapa Hulu Ledak Nuklir yang Dimilikinya?

Rabu, 30 Oktober 2024 21:01 WIB

Penampakan kapal selam serang nuklir taktis yang baru diluncurkan di Korea Utara, 8 September 2023. Kapal selam itu ditugaskan ke armada yang berpatroli di perairan antara Semenanjung Korea dan Jepang KCNA via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, mendesak pasukan nuklir negaranya untuk mempertahankan kesiagaan tinggi, menurut laporan media pemerintah pada Rabu, 23 Oktober 2024.

Kim menyampaikan seruan tersebut saat mengunjungi pangkalan rudal strategis Korea Utara, ditemani sejumlah pejabat senior, termasuk saudara perempuannya, Kim Yo Jong, menurut Kantor Berita Pusat Korea (KCNA).

Kim memuji pasukan rudal strategis sebagai pilar utama strategi pertahanan nasional Korea Utara. Dia menekankan pentingnya memprioritaskan dan memodernisasi kekuatan tersebut sebagai bagian dari tujuan yang lebih besar untuk memperkuat kemampuan militer negara itu.

Mengacu pada meningkatnya kehadiran aset-aset nuklir strategis AS di kawasan, Kim mengatakan bahwa dalam beberapa kesempatan baru-baru ini, sarana nuklir strategis AS menimbulkan ancaman yang semakin meningkat terhadap lingkungan keamanan Republik Rakyat Demokratik Korea (DPRK).

Anggota parlemen Korea Selatan mengatakan bahwa Korea Utara telah berjanji untuk menyediakan sekitar 10.000 tentara untuk Rusia dalam perang Rusia-Ukraina. Mereka akan dikerahkan hingga Desember 2024, menurut anggota parlemen tersebut kepada wartawan setelah diberi pengarahan oleh badan intelijen nasional Korea Selatan.

Advertising
Advertising

"Tanda-tanda pasukan yang dilatih di dalam Korea Utara terdeteksi pada bulan September dan Oktober," kata Park Sun-won, anggota komite intelijen parlemen, setelah pengarahan.

Senjata Nuklir Korea Utara

Korea Utara menyatakan bahwa persenjataan nuklir dan rudal balistiknya diperlukan untuk menghadapi ancaman dari Amerika Serikat dan sekutunya, yang berperang melawan Korea Utara dalam Perang Korea 1950-1953.

Pyongyang juga sering memamerkan senjata-senjata ini sebagai simbol prestise nasional dan bukti kekuatan negara. Menurut Arms Control Association yang berbasis di Amerika Serikat, Korea Utara memiliki kemampuan untuk mengirimkan senjata nuklir melalui berbagai sistem rudal berbasis darat, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM) yang mampu menjangkau daratan utama Amerika Serikat.

Media pemerintah Korea Utara telah menampilkan foto berbagai jenis hulu ledak, tetapi negara itu tidak pernah mengungkapkan jumlah senjata yang dimilikinya, dan para analis serta badan intelijen asing hanya memiliki perkiraan kasar. Pada Juli, sebuah laporan dari Federation of American Scientists menyimpulkan bahwa Korea Utara mungkin telah menghasilkan cukup bahan fisil untuk membangun hingga 90 hulu ledak nuklir, namun kemungkinan baru merakit sekitar 50.

Lee Sang-kyu, pakar teknik nuklir di Korea Institute for Defense Analysis di Korea Selatan, memperkirakan Korea Utara memiliki 80-90 hulu ledak nuklir berbasis uranium dan plutonium, dengan angka yang diperkirakan akan meningkat menjadi 166 pada 2030.

Korea Utara memiliki fasilitas yang tersebar di seluruh negeri yang mendukung program nuklirnya, termasuk tambang untuk pengumpulan uranium mentah, fasilitas pengayaan dan reaktor nuklir untuk mengubah uranium dan plutonium menjadi bahan bakar bom, serta pabrik perakitan senjata.

Dibangun pada akhir 1950-an dengan bantuan Soviet, Pusat Penelitian Ilmiah Nuklir Yongbyon memiliki setidaknya tiga reaktor yang menurut Korea Utara bertujuan untuk menghasilkan listrik. Pusat ini juga memiliki fasilitas fabrikasi bahan bakar dan pabrik pemrosesan ulang plutonium, tempat material berkualitas senjata dapat diekstraksi dari batang bahan bakar bekas, menurut Nuclear Threat Initiative (NTI), sebuah lembaga think-tank yang berbasis di Washington.

Korea Utara diketahui telah melakukan enam uji coba nuklirnya pada 2006, 2009, 2013, 2016, dan 2017. Para analis meragukan klaim Korea Utara bahwa ledakan pada Januari 2016 adalah bom termonuklir pertama mereka, tetapi meyakini bahwa senjata semacam itu kemungkinan telah diuji pada 2017 dalam sebuah ledakan yang jauh lebih besar daripada uji coba sebelumnya.

ANANDA RIDHO SULISTYA | DEWI RINA CAHYANiI I ANTARA | REUTERS

Pilihan Editor: Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Seberapa Kuat Militer Korea Utara?

Berita terkait

Kedutaan Besar Rusia Resmikan Monumen Tiga Tokoh Antariksa di UI

3 jam lalu

Kedutaan Besar Rusia Resmikan Monumen Tiga Tokoh Antariksa di UI

Kedutaan Besar Rusia di Jakarta meresmikan monumen tiga tokoh antariksa di Universitas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

4 jam lalu

Dubes Rusia Kenang Pertemuan Soekarno dan Kosmonot Yuri Gagarin

Dubes Rusia mengenang pertemuan Soekarno dan Yuri Gagarin.

Baca Selengkapnya

Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Seberapa Kuat Militer Korea Utara?

4 jam lalu

Terlibat Perang Rusia-Ukraina, Seberapa Kuat Militer Korea Utara?

Tentara Korea Utara terlibat dalam perang Rusia-Ukraina hingga membuat Ukraina khawatir. Seberapa kuat militer Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukrainia, Berikut Temuannya

5 jam lalu

Ada Pasukan Korea Utara dalam Perang Rusia-Ukrainia, Berikut Temuannya

Pasukan Korea Utara ditengarai bergabung dengan Rusia untuk melawan Ukraina yang disokong Amerika Serikat. Berikut beberapa temuannya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dekan FIB UI soal Monumen Tokoh Antariksa yang Didatangkan Langsung dari Rusia

5 jam lalu

Cerita Dekan FIB UI soal Monumen Tokoh Antariksa yang Didatangkan Langsung dari Rusia

Dekan FIB UI bercerita soal proses mendatangkan monumen tokoh antariksa dari Rusia ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Menemui Wang Yi di Beijing

8 jam lalu

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Menemui Wang Yi di Beijing

Belum diketahui misi apa yang dibawa Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dalam kunjungan kerjanya ke Cina untuk menemui Wang Yi.

Baca Selengkapnya

Putin Pimpin Latihan Senjata Nuklir Prajurit Rusia, Siap Perang dengan AS?

9 jam lalu

Putin Pimpin Latihan Senjata Nuklir Prajurit Rusia, Siap Perang dengan AS?

Putin memimpin latihan senjata nuklir untuk kedua kalinya di tengah perang dengan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Jenderal Korea Utara Diterjunkan Bantu Rusia dalam Perang Ukraina

12 jam lalu

Jenderal Korea Utara Diterjunkan Bantu Rusia dalam Perang Ukraina

Korea Utara menerjunkan ribuan tentara yang diawasi oleh petinggi militer dalam perang Rusia Ukraina.

Baca Selengkapnya

Gubernur Kaluga Dukung Kerja Sama Energi Nuklir Indonesia-Rusia

15 jam lalu

Gubernur Kaluga Dukung Kerja Sama Energi Nuklir Indonesia-Rusia

Gubernur Kaluga mendukung kerja sama nuklir mengingat pembangunan listrik tenaga nuklir Indonesia sedang diperhatikan.

Baca Selengkapnya

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

18 jam lalu

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

ICC menghadapi tuduhan kemunafikan karena menunda permintaan surat penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menhan Yoav Gallant

Baca Selengkapnya