MER-C Berangkatkan Tim Medis ke-6 untuk Bantu Rakyat Palestina di Gaza

Reporter

Antara

Rabu, 30 Oktober 2024 18:30 WIB

Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.

Komite Penyelamatan Darurat Medis (MER-C) kembali memberangkatkan Tim Medis Darurat (EMT) ke-6 secara bertahap untuk bertugas membantu rakyat Palestina di Jalur Gaza.

Berdasarkan rilis pers MER-C yang diperoleh di Jakarta pada Rabu 30 Oktober 2024 disebutkan bahwa Tim EMT MER-C ke-6 tersebut terdiri dari lima orang relawan yang diberangkatkan dalam dua tahap.

Tahap pertama berangkat pada Sabtu lalu, yaitu dokter bedah dr. Faradina Sulistiyani, Sp.B, dokter kandungan dr. Regintha Yasmeen, Sp. OG dan satu perawat bernama Nadia Rosi.

Dua relawan lainnya kemudian berangkat pada Selasa lalu. Mereka adalah dokter bedah dr. Taufiq Nugroho, SpB., FINACS. FICS, dan satu perawat bernama Kamal Putra Pratama.

Saat melepas keberangkatan tim di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, pada Selasa, Ketua EMT MER-C Arief Rachman disebutkan mengatakan bahwa situasi di Jalur Gaza selama satu bulan terakhir semakin memburuk karena tidak adanya kepastian upaya kemanusiaan yang bisa diterapkan secara efektif di Jalur Gaza.

Advertising
Advertising

Namun, MER-C berkomitmen untuk tetap konsisten mengirimkan tim medis.

"Terlepas dari situasi yang berkembang saat ini, MER-C masih konsisten mengirimkan tim medis dalam koridor WHO. Dengan banyaknya rumah sakit yang terpaksa tidak beroperasi karena keterbatasan dokter, tim medis dan obat-obatan, kita akan tetap memberikan support, memberikan yang terbaik yang bisa kita berikan,” kata Arief.

Mereka berharap dengan pengiriman tim medis tersebut, mereka dapat mendorong masuknya pasokan obat-obatan dan alat kesehatan ke Jalur Gaza.

“Kami tidak bisa bayangkan seandainya kemudian tenaga medis sudah tidak ada, maka ketika kami mengirimkan barang-barang dari luar akan dipertanyakan untuk apa pemanfaatannya," tambahnya.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa tim EMT ke-6 itu akan bertugas selama satu bulan. Namun, WHO berharap seluruh tim bisa bekerja lebih lama untuk jangka waktu tiga bulan. MER-C sendiri masih akan melakukan evaluasi lebih lanjut terkait hal itu.

"Kalau situasi memungkinkan dan teman-teman sanggup untuk bekerja tiga bulan, kami akan sangat menghargai dan akan kami upayakan agar kemudian teman-teman bisa bekerja di sana dalam situasi yang aman.”

Terkait penugasan tersebut, Arief mengatakan tim EMT ke-6 itu akan bertugas di Gaza Tengah, di Rumah Sakit Lapangan Public Aid Hospital. Dia juga mengatakan saat ini krisis kemanusiaan yang dihadapi jauh lebih berat dibandingkan pada awal penyerangan tahun lalu.

Ia mengingatkan bahwa krisis yang terjadi saat ini tidak hanya menimpa warga Gaza, tapi juga semua pihak termasuk pekerja kemanusiaan dan kemungkinan termasuk relawan MER-C.

Untuk itu, dia berharap para relawan yang diberangkatkan tersebut mendapat kemudahan sehingga bantuan dari rakyat Indonesia melalui MER-C tersebut bermanfaat bagi rakyat Palestina di Gaza.

Pilihan Editor: Kelompok Pro-Palestina Kecam Pernyataan Menlu Inggris soal Genosida di Gaza

ANTARA

Berita terkait

Serangan Israel Terbaru Menewaskan 20 Warga Gaza

3 jam lalu

Serangan Israel Terbaru Menewaskan 20 Warga Gaza

Serangkaian serangan Israel disepanjang Jalur Gaza pada Rabu, 30 Oktober 2024, setidaknya telah menewaskan 20 orang

Baca Selengkapnya

Dubes Turki di PBB Serukan Embargo Senjata terhadap Israel

4 jam lalu

Dubes Turki di PBB Serukan Embargo Senjata terhadap Israel

Duta Besar Turki untuk PBB Ahmet Yildiz menyerukan embargo senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Khawatir Diserang Drone, Netanyahu Tunda Pernikahan Putranya

5 jam lalu

Khawatir Diserang Drone, Netanyahu Tunda Pernikahan Putranya

Pernikahan putra Netanyahu, Avner, direncanakan pada 26 November di utara Tel Aviv

Baca Selengkapnya

Iron Beam akan Perkuat Pertahanan Udara Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahannya?

5 jam lalu

Iron Beam akan Perkuat Pertahanan Udara Israel, Apa Kelebihan dan Kelemahannya?

Pertahanan udara Israel berkali-kali ditembus roket-roket dan rudal dari Gaza, Lebanon dan Iran, kini negara zionis itu mengandalkan Iron Beam.

Baca Selengkapnya

Netflix Bantah Tuduhan Hapus Koleksi Film Palestina, Sebut Lisensi Berakhir

9 jam lalu

Netflix Bantah Tuduhan Hapus Koleksi Film Palestina, Sebut Lisensi Berakhir

Netflix membantah tuduhan penghapusan film Palestina, menurut mereka, lisensi untuk koleksi tersebut berakhir.

Baca Selengkapnya

Kelompok Pro-Palestina Kecam Pernyataan Menlu Inggris soal Genosida di Gaza

9 jam lalu

Kelompok Pro-Palestina Kecam Pernyataan Menlu Inggris soal Genosida di Gaza

Kelompok pro-Palestina mengecam komentar Menlu Inggris yang menolak istilah "genosida" dalam menggambarkan penghancuran Gaza oleh Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Lagi-lagi Tewas di Gaza Lawan Hamas

12 jam lalu

Tentara Israel Lagi-lagi Tewas di Gaza Lawan Hamas

Militer Israel menyatakan lima tentaranya tewas kemarin di Gaza utara dan Lebanon.

Baca Selengkapnya

93 Warga Palestina Tewas dalam Satu Kali Serangan Israel

12 jam lalu

93 Warga Palestina Tewas dalam Satu Kali Serangan Israel

HAM PBB menyebut ini adalah serangan Israel paling mengerikan dalam tiga bulan, di mana dalam satu kali serangan 93 warga Palestina tewas seketika.

Baca Selengkapnya

Swiss Prihatin atas Larangan Israel terhadap Operasi UNRWA

14 jam lalu

Swiss Prihatin atas Larangan Israel terhadap Operasi UNRWA

Swiss menyampaikan keprihatinan atas larangan Israel terhadap operasi UNRWA.

Baca Selengkapnya

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

15 jam lalu

ICC Tunda 5 Bulan untuk Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu, Standar Ganda?

ICC menghadapi tuduhan kemunafikan karena menunda permintaan surat penangkapan PM Israel Benjamin Netanyahu dan Menhan Yoav Gallant

Baca Selengkapnya