Keuntungan dan Tantangan Indonesia Gabung BRICS

Reporter

Fachri Hamzah

Sabtu, 26 Oktober 2024 10:30 WIB

Orang-orang berjalan melewati Sandton Convention Centre, yang akan menjadi tuan rumah KTT BRICS mendatang, di Johannesburg, Afrika Selatan, 19 Agustus 2023. REUTERS/James Oatway

TEMPO.CO, Jakarta - Dosen Hubungan Internasional Universitas Andalas (Unand) Sumatra Barat Virtuous Setyaka menilai upaya bergabungnya Indonesia ke BRICS dapat meningkatkan pengaruh Indonesia dalam sistem internasional, namun juga bisa menimbulkan sejumlah tantangan yang perlu dicermati. Sehingga perlu pertimbangan yang matang untuk mengambil keputusan tersebut.

"Tentu ini punya dampak positifnya, tetapi perlu juga dicermati tantangannya," katanya saat dihubungi TEMPO pada Jumat 25 Oktober 2024.

Menurutnya, bergabung dengan BRICS dapat memberikan Indonesia peluang besar memperluas kemitraan ekonomi. BRICS, yang mewakili sekitar tiga miliar jiwa, menawarkan pasar ekspor potensial bagi produk-produk Indonesia, seperti hasil pertanian, tekstil, dan elektronik.

“Dengan ketegangan dagang antara Barat dan Timur, diversifikasi menjadi penting untuk ketahanan ekonomi kita,” ujarnya. Aliansi ini juga akan membantu mengurangi dampak negatif dari ketidakstabilan global pada perekonomian Indonesia.

Selain itu, keuntungan besar lainnya adalah akses ke New Development Bank (NDB), bank pembangunan yang didirikan oleh negara-negara BRICS. Bagi Indonesia, yang masih membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur, NDB bisa menjadi alternatif pendanaan.

Advertising
Advertising

“Jika dana NDB bisa masuk ke wilayah-wilayah tertinggal, ini tentu akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi daerah,” katanya.

Lalu di bidang geopolitik, jika bergabung dengan BRICS posisi Indonesia di panggung internasional diprediksi akan semakin kuat. Sebagai anggota BRICS, Indonesia akan memiliki akses langsung ke forum internasional yang memungkinkan untuk memperjuangkan kepentingan negara-negara berkembang dalam isu-isu global, seperti reformasi ekonomi dan perubahan iklim.

“Posisi Indonesia akan semakin strategis, terutama dalam advokasi kebijakan yang lebih adil. Keikutsertaan ini juga sejalan dengan kebijakan luar negeri bebas aktif yang telah lama dianut Indonesia," katanya.

Disisi lain bergabung dengan BRICS juga membawa tantangan. Negara-negara dalam BRICS memiliki kepentingan nasional dan ideologi yang beragam, sering kali berseberangan dengan negara-negara Barat. Hal ini bisa membuat Indonesia berada dalam posisi sulit, mengingat hubungan baik yang selama ini dijaga dengan Amerika Serikat dan Eropa.

Kemudian tantangan lainnya yakni risiko ketergantungan baru terhadap ekonomi BRICS. Jika salah satu negara mengalami krisis atau konflik, ini dapat berdampak langsung pada stabilitas ekonomi Indonesia. “Risiko ketergantungan ini perlu diantisipasi,” ucapnya.

Selain itu dalam hal keberlanjutan, proyek-proyek infrastruktur yang dibiayai oleh NDB perlu mematuhi standar lingkungan ketat. Indonesia, dengan masalah lingkungan seperti deforestasi dan polusi, perlu berhati-hati agar pembangunan yang pesat tidak merusak alam. Aktivis lingkungan mengingatkan bahwa standar lingkungan menjadi kunci agar pembangunan ini tidak merusak ekosistem jangka panjang.

Virtuous menyarankan agar pemerintah Indonesia, mempertimbangkan secara matang kembali keputusan untuk bergabung dengan BRICS . Di satu sisi, ada peluang besar yang menjanjikan, sementara di sisi lain terdapat tantangan yang memerlukan strategi dan kehati-hatian.

Sebelumnya dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI pada Jumat, 25 Oktober 2024, Indonesia menyampaikan keinginan bergabung dengan BRICS dalam pertemuan KTT BRICS Plus di Kazan, Rusia pada 23-24 Oktober 2024. Dengan pengumuman tersebut, maka proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

BRICS adalah kelompok informal yang awalnya beranggotakan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Kelompok ini pertama kali diinisiasi pada tahun 2006 untuk membahas isu-isu terkini global. Keanggotaannya diperluas pada tahun 2023 dengan bergabungnya Ethiopia, Iran, Mesir, dan Persatuan Emirat Arab.

Pilihan Editor: Perbandingan Kekuatan Nuklir Israel dan Iran, Siapa yang Lebih Unggul?

Berita terkait

Penyanyi Indonesia Raih Penghargaan di Kompetisi Internasional Kazakhstan

8 jam lalu

Penyanyi Indonesia Raih Penghargaan di Kompetisi Internasional Kazakhstan

Penyanyi asal Indonesia, Tarrarin, berhasil meraih penghargaan "Best Ambassadors of Country".

Baca Selengkapnya

Zelensky Tolak Kunjungan Sekjen PBB ke Kyiv Usai Hadiri KTT BRICS di Rusia

10 jam lalu

Zelensky Tolak Kunjungan Sekjen PBB ke Kyiv Usai Hadiri KTT BRICS di Rusia

Zelensky menolak kunjungan Antonio Guterres ke Ukraina menyusul partisipasi Sekjen PBB itu dalam KTT BRICS di Rusia

Baca Selengkapnya

Ini Penjelasan Mata Uang BRICS dan Tujuannya

18 jam lalu

Ini Penjelasan Mata Uang BRICS dan Tujuannya

Mata uang BRICS adalah mata uang yang direncakan bisa menggeser dominasi dolar AS dalam ekonomi global. Namun ini baru sebatas rencana

Baca Selengkapnya

Daftar 10 Negara Anggota Tetap BRICS, Ada Indonesia?

18 jam lalu

Daftar 10 Negara Anggota Tetap BRICS, Ada Indonesia?

Ada 10 negara yang tergabung sebagai anggota tetap BRICS, diantaranya Brazil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Iran, Arab Saudi, Mesir, Ethiopia dan Uni Emirat Arab.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Tangkap Tiga Orang, Diduga Berencana Serang Turis Israel

22 jam lalu

Sri Lanka Tangkap Tiga Orang, Diduga Berencana Serang Turis Israel

Polisi Sri Lanka menangkap tiga orang sehubungan dengan peringatan akan adanya rencana serangan terhadap wisatawan Israel

Baca Selengkapnya

Vietnam Siap Bekerja Sama dengan BRICS

1 hari lalu

Vietnam Siap Bekerja Sama dengan BRICS

Jika Vietnam bergabung dengan BRICS maka itu akan membuatnya semakin dekat dengan Cina dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Sampaikan Keinginan Bergabung dengan BRICS

1 hari lalu

Indonesia Sampaikan Keinginan Bergabung dengan BRICS

Proses Indonesia untuk bergabung menjadi anggota BRICS telah dimulai.

Baca Selengkapnya

BRICS Serukan Gencatan Senjata Permanen di Jalur Gaza

1 hari lalu

BRICS Serukan Gencatan Senjata Permanen di Jalur Gaza

Kelompok ekonomi BRICS menyerukan deklarasi bersama yang menegaskan perlunya gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Korea Utara Disebut Kirim Pasukan ke Rusia, Putin Angkat Bicara

1 hari lalu

Korea Utara Disebut Kirim Pasukan ke Rusia, Putin Angkat Bicara

Presiden Putin mengabaikan klaim itu meski AS mengaku melihat bukti bahwa 3.000 tentara Korea Utara telah dikirim

Baca Selengkapnya

Indonesia-Austria Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik

1 hari lalu

Indonesia-Austria Rayakan 70 Tahun Hubungan Diplomatik

Acara peringatan 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Austria diisi dengan peluncuran buku dan konser musik klasik.

Baca Selengkapnya