Reaksi Warga Gaza tentang Yahya Sinwar: 'Beginilah Cara Seorang Pahlawan Mati'
Editor
Ida Rosdalina
Sabtu, 19 Oktober 2024 02:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bagi seorang ayah Gaza, kematian Yahya Sinwar dalam pertempuran ketika mencoba memukul mundur pesawat tak berawak dengan tongkat adalah "cara seorang pahlawan mati". Bagi yang lain, ini adalah teladan bagi generasi mendatang, meskipun beberapa lainnya meratapi kerugian akibat perang yang dipicunya dengan Israel.
Sinwar, arsitek serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel yang memicu konflik di Gaza, tewas pada Rabu, 17 Oktober 2024, dalam baku tembak dengan pasukan Israel setelah diburu selama satu tahun, dan kematiannya diumumkan pada Kamis.
Media Israel menggambarkannya sebagai orang yang mati "seperti anjing Gaza" dan banyak negara Barat mengatakan bahwa kematiannya mungkin telah menghilangkan rintangan utama untuk mencapai gencatan senjata.
Alih-alih membuat moral warga Palestina turun, video detik-detik kematiannya justru membuat rakyatnya bangga.
Video yang menunjukkan wajahnya ditutupi kafiyeh kecuali di bagian mata dan terluka parah di sebuah apartemen yang dihujani peluru saat mencoba melemparkan tongkat ke arah pesawat tak berawak yang merekamnya telah menginspirasi kebanggaan di kalangan warga Palestina.
"Dia meninggal dalam keadaan mengenakan rompi militer, bertempur dengan senapan dan granat, dan ketika dia terluka dan berdarah, dia bertempur dengan tongkat. Beginilah cara para pahlawan meninggal," kata Adel Rajab, 60 tahun, seorang ayah dari dua anak di Gaza.
"Saya sudah menonton video itu 30 kali sejak semalam, tidak ada cara yang lebih baik untuk mati," kata Ali, seorang sopir taksi berusia 30 tahun di Gaza.
"Saya akan menjadikan video ini sebagai tontonan harian untuk anak-anak saya dan cucu-cucu saya kelak," ujar ayah dari dua orang anak ini.
Serangan yang direncanakan Sinwar terhadap komunitas Israel setahun yang lalu menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan 253 orang lainnya diseret kembali ke Gaza sebagai sandera, menurut perhitungan Israel.
Perang Israel selanjutnya telah menghancurkan Gaza, menewaskan lebih dari 42.000 warga Palestina, dengan 10.000 orang lainnya yang belum terhitung diperkirakan masih berada di bawah reruntuhan, kata otoritas kesehatan Gaza.
Kata-kata Sinwar sendiri dalam pidato-pidato sebelumnya, yang mengatakan bahwa ia lebih suka mati di tangan Israel daripada terkena serangan jantung atau kecelakaan mobil, telah berulang kali disebarkan oleh warga Palestina di dunia maya.
"Hadiah terbaik yang bisa diberikan oleh musuh dan penjajah kepada saya adalah membunuh saya dan saya pergi sebagai syuhada di tangan mereka," katanya.