Survei Internal: Sepertiga Karyawan CIA Pernah Mengalami Pelecehan Seksual
Editor
Ida Rosdalina
Jumat, 11 Oktober 2024 03:05 WIB
Petugas CIA didakwa melakukan pelecehan seksual
Bulan lalu, sebuah pengadilan federal di Virginia menjatuhkan hukuman 30 tahun penjara kepada seorang mantan petugas CIA atas tuduhan pelecehan seksual, kontak seksual yang tidak senonoh, pemaksaan dan bujukan, serta pengangkutan materi yang tidak senonoh.
Brian Jeffrey Raymond mengaku bersalah memperkosa empat wanita, melakukan pelecehan seksual terhadap enam wanita lainnya, dan mengambil foto-foto eksplisit dari 28 korban wanita selama lebih dari 10 tahun bertugas di berbagai negara Amerika Latin.
Raymond dihukum untuk salah satu kasus pelanggaran paling mengerikan dalam sejarah CIA.
Hal ini tercatat dalam perpustakaannya yang berisi lebih dari 500 gambar yang menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, ia mengangkangi dan meraba-raba korbannya yang telanjang dan tidak sadarkan diri.
"Bisa dikatakan dia adalah seorang predator seksual," kata Hakim Senior Amerika Serikat, Colleen Kollar-Kotelly, saat menjatuhkan hukuman penuh yang diminta oleh jaksa. "Anda akan memiliki waktu untuk memikirkan hal ini."
Jaksa penuntut mengatakan bahwa serangan Raymond, 48 tahun, dimulai pada 2006 dan melacak karirnya dengan badan intelijen di Meksiko, Peru, dan negara-negara lain, semuanya mengikuti pola yang sama.
Untuk mengatasi masalah ini di dalam agensi, Maura Burns dilaporkan telah membentuk Kantor Penanggulangan dan Pencegahan Pelecehan/Penyerangan Seksual (SHARP). Kantor ini memberi panduan kepada para petugas tentang cara melaporkan insiden pelecehan seksual sekaligus menjaga kerahasiaan dan informasi rahasia mereka.
Menurut pengaduan yang diajukan oleh salah satu korban pada bulan Juni, seorang karyawan CIA mengklaim bahwa dia diperintahkan oleh manajemen untuk berbohong kepada polisi tentang afiliasi dirinya dan penyerang dengan agensi, serta tentang dugaan penyerangan yang terjadi di lokasi agensi.
Karyawan tersebut, yang diidentifikasi sebagai 'Danielle Sparks,' menyatakan bahwa jika ia tidak mematuhinya, ia akan dituduh melakukan kesalahan penanganan informasi rahasia.
AL MAYADEEN | AL JAZEERA
Pilihan Editor: Donald Trump Tolak Debat Capres AS Kedua dengan Kamala Harris