Pengacara Gaza: Tidak Ada Alasan untuk Penundaan Surat Perintah Penangkapan ICC

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Jumat, 11 Oktober 2024 02:10 WIB

Logo International Criminal Court (ICC) di Den Hague, Belanda. Sumber: aa.com.tr

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah lebih dari empat bulan sejak kepala jaksa penuntut Mahkamah Pidana Internasional (ICC), Karim Khan, mengumumkan bahwa ia mengajukan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, serta para pemimpin Hamas.

Namun, ruang praperadilan pengadilan yang berbasis di Den Haag belum menyetujui surat perintah tersebut.

"Ini sangat kontras dengan apa yang telah dilakukan oleh pengadilan lain dalam konteks lain, misalnya di Ukraina, dengan mengeluarkan surat perintah penangkapan dalam beberapa minggu," kata Triestino Mariniello, seorang profesor hukum di Liverpool John Moores University dan anggota tim hukum yang mewakili para korban Gaza di hadapan ICC sejak 2020, kepada Al Jazeera.

"ICC sejauh ini telah gagal memberikan keadilan bagi para korban Palestina dan secara mengejutkan menunda keputusan apa pun terkait penerbitan surat perintah penangkapan, yang memungkinkan negara dan badan-badan politik untuk mencampuri pekerjaan pengadilan," katanya.

"Hanya dengan menempatkan penundaan ini ke dalam konteks yang lebih luas, kita tahu bahwa Mahkamah Pidana Internasional, seperti yang juga diungkapkan oleh para jurnalis investigasi, telah berada di bawah tekanan yang luar biasa dan juga ancaman dari berbagai negara dan juga oleh individu," tambah Mariniello.

Advertising
Advertising

Dia mencatat bahwa penundaan tersebut mungkin "disebabkan oleh tekanan ini" tetapi menekankan bahwa "setidaknya dari perspektif hukum, tidak ada pembenaran" untuk hal tersebut.

Penyelidikan PBB: Israel Lakukan “Pemusnahan” di Gaza

Sementara itu, penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa mereka menemukan bahwa Israel melakukan kebijakan bersama untuk menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza dalam invasinya, sebuah tindakan yang merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan berupa pemusnahan.

Sebuah pernyataan dari mantan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, yang dirilis menjelang laporan lengkap menuduh Israel melakukan "serangan tanpa henti dan disengaja terhadap personel dan fasilitas medis" dalam perang tersebut.

"Anak-anak khususnya telah menanggung beban terberat dari serangan-serangan ini, menderita baik secara langsung maupun tidak langsung akibat runtuhnya sistem kesehatan," kata Pillay, yang laporannya akan dipresentasikan di hadapan Majelis Umum PBB pada 30 Oktober mendatang, seperti dilansir Al Jazeera.

Pernyataan penyelidikan PBB juga menuduh pasukan Israel dengan sengaja membunuh dan menyiksa petugas medis, menargetkan kendaraan medis dan membatasi izin bagi pasien untuk meninggalkan Jalur Gaza yang terkepung.

Pilihan Editor: ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

Berita terkait

Top 3 Dunia: 11.000 Tentara Israel Terluka hingga ICC Gunakan Istilah Negara Palestina

29 menit lalu

Top 3 Dunia: 11.000 Tentara Israel Terluka hingga ICC Gunakan Istilah Negara Palestina

Berita Top 3 Dunia pada Kamis 10 Oktober 2024 diawali oleh pakar urusan militer Israel menyebut kemampuan pasukan menurun karena banyak yang terluka

Baca Selengkapnya

RS Gaza Desak Israel Hentikan Perintah Evakuasi di Tengah Gempuran Militer

11 jam lalu

RS Gaza Desak Israel Hentikan Perintah Evakuasi di Tengah Gempuran Militer

Tentara Israel memerintahkan pasien dan staf medis di tiga rumah sakit di Gaza utara untuk untuk mengosongkan fasilitas tersebut dalam waktu 24 jam.

Baca Selengkapnya

ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

15 jam lalu

ICC Secara Resmi Minta Semua Pihak Gunakan Istilah Negara Palestina

ICC secara resmi meminta LSM dan institusi lain menggunakan istilah "Negara Palestina" menggantikan istilah "Palestina"

Baca Selengkapnya

Biden Telepon Netanyahu, Janjikan Dukungan Kuat Melawan Iran

16 jam lalu

Biden Telepon Netanyahu, Janjikan Dukungan Kuat Melawan Iran

Gedung Putih mengatakan Biden-Netanyahu membahas konfrontasi dengan Iran dalam percakapan 30 menit yang melibatkan Wapres AS Kamala Harris.

Baca Selengkapnya

Klaim-klaim Israel Telah Bunuh Penerus Hizbullah Termasuk Melemahkannya

21 jam lalu

Klaim-klaim Israel Telah Bunuh Penerus Hizbullah Termasuk Melemahkannya

Israel menyebut telah melemahkan Hizbullah dan membunuh pemimpin serta penerus pemimpin yang telah terbunuh

Baca Selengkapnya

MER-C Indonesia Serukan Perang Gaza Dihentikan

21 jam lalu

MER-C Indonesia Serukan Perang Gaza Dihentikan

MER-C meminta agar fasilitas kesehatan di Gaza, Palestina, tidak diganggu gugat dalam peperangan dan tidak dirusak

Baca Selengkapnya

Relawan MER-C Ikut Evakuasi dari Gaza Utara atas Perintah Israel

22 jam lalu

Relawan MER-C Ikut Evakuasi dari Gaza Utara atas Perintah Israel

Relawan MER-C yang sebelumnya berada di RS Indonesia di Gaza utara, sedang melaksanakan proses evakuasi

Baca Selengkapnya

Pengamat Militer Israel: 11.000 Personel Diperkirakan Terluka, Kemampuan Pasukan Israel Menurun

1 hari lalu

Pengamat Militer Israel: 11.000 Personel Diperkirakan Terluka, Kemampuan Pasukan Israel Menurun

Setahun berperang, pasukan Israel telah menciut setara 12 batalion karena para personelnya kelelahan dan luka-luka.

Baca Selengkapnya

Hamas dan Fatah Bertemu di Mesir, Bahas Rencana Pasca-Gaza

1 hari lalu

Hamas dan Fatah Bertemu di Mesir, Bahas Rencana Pasca-Gaza

Hamas dan Fatah bertemu untuk kedua kalinya membicarakan rencana kerja sama pascaperang di Gaza dan menolak syarat-syarat dari Israel.

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Tolak Bertempur jika Kesepakatan Sandera Tidak Diselesaikan

1 hari lalu

Tentara Israel Tolak Bertempur jika Kesepakatan Sandera Tidak Diselesaikan

Tentara Israel mengancam akan meninggalkan tugas cadangan jika pemerintah tidak menyelesaikan kesepakatan pertukaran tawanan dengan Hamas.

Baca Selengkapnya