Kecamuk Invasi Israel Masuk Lebanon, Profil Hashem Saffiedine Kandidat Sekjen Hizbullah Penerus Nasrallah
Reporter
Linda Lestari
Editor
Dwi Arjanto
Jumat, 4 Oktober 2024 09:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pertempuran antara militer Israel yang merangsek masuk Lebanon selatan dengan para pejuang Hizbullah di area tersebut kian panas. Korban berjatuhan di kedua belah pihak. Namun juga pihak lain yang tengah berupaya memberikan pertolongan darurat.
Menurut laporan Al Jazeera, Kamis, 3 Oktober 2024, 28 petugas kesehatan Lebanon di pusat Ibu Kota Beirut terbunuh oleh invasi Israel tersebut.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell, mengatakan bahwa Israel telah melanggar hukum kemanusiaan inernasional dengan membunuh para petugas kesehatan di pusat kota Beirut.
"Militer Israel, sekali lagi menargetkan petugas kesehatan semalam di pusat kota Beirut," demikian Borrell.
Sementara itu, pembunuhan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah oleh Israel pekan lalu meninggalkan kekosongan dalam gerakan yang telah kehilangan banyak pemimpinnya akibat serangan Israel.
Kelompok yang didukung Iran itu mengonfirmasi bahwa Nasrallah, yang memimpin kelompok itu selama 32 tahun, telah tewas dalam serangan hari Jumat. Kini mereka menghadapi tantangan untuk memilih pemimpin baru setelah pukulan terberat yang pernah dihadapi kelompok itu dalam sejarahnya yang berusia 42 tahun.
Hashem Saffiedine disebut-sebut sebagai kandidat kuat untuk menggantikan Hassan Nasrallah sebagai Sekretaris Jenderal Hizbullah. Berikut profil dan fakta terkait Hashem Saffiedine dikutip dari berbagai sumber.
Saffiedine adalah Kepala dewan eksekutif Hizbullah. Ia merupakan sepupu dari Nasrallah. Lahir pada 1964 di desa selatan Deir Qanoun en-Nahr, dekat Tyre, Safieddine belajar teologi bersama Nasrallah di dua pusat utama pembelajaran agama Syiah, kota Najaf di Irak dan Qom di Iran. Keduanya bergabung dengan Hizbullah pada masa-masa awal berdirinya organisasi tersebut.
Sebagai kepala dewan eksekutif, Safieddine mengawasi urusan politik Hizbullah. Ia juga merupakan anggota penting Dewan Syura dan Keala Dewan Jihad. Saffiedine mengelola operasi militer kelompok tersebut. Dikutip dari Aljazeera kepentingannya itu telah membuatnya menjadi musuh bagi musuh-musuh asing Hizbullah. Amerika Serikat dan Arab Saudi telah menetapkan Safieddine sebagai teroris dan membekukan asetnya.
Departemen Luar Negeri AS menetapkannya sebagai teroris pada tahun 2017 dan pada bulan Juni ia mengancam akan melakukan eskalasi besar terhadap Israel setelah terbunuhnya komandan Hizbullah lainnya.
"Biarkan (musuh) bersiap untuk menangis dan meratap," katanya di pemakaman dikutip dari Reuters.
Pernyataan publik Safieddine sering kali mencerminkan sikap militan Hizbullah dan keberpihakannya pada perjuangan Palestina. Seperti pesan yang ia katakan pada acara baru-baru ini di Dahiyeh, benteng Hizbollah di pinggiran selatan Beirut, ia menyatakan, "Sejarah kami, senjata kami dan roket kami bersama Anda," sebagai bentuk solidaritas dengan para pejuang Palestina.
Ia juga vokal dalam mengkritik kebijakan AS. Menanggapi tekanan Amerika terhadap Hizbullah, ia menyatakan pada tahun 2017, "Pemerintahan AS yang gila dan terganggu mentalnya ini yang dipimpin oleh Trump tidak akan mampu merusak perlawanan," dan menegaskan bahwa tindakan seperti itu hanya akan memperkuat tekad Hizbullah.
Hubungan keluarga Safieddine dan kemiripan fisiknya dengan Nasrallah, juga status keagamaannya sebagai keturunan Muhammad, semuanya disebut-sebut akan menjadi nilai plus baginya.
AL JAZEERA | REUTERS
Pilihan editor: Dukung Israel, Biden Bahas Kemungkinan Serangan Terhadap Kilang Minyak Iran