Eksekusi 199 Orang, 2024 Jadi Tahun Paling Berdarah Arab Saudi

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Selasa, 1 Oktober 2024 04:00 WIB

Ilustrasi hukuman mati. livelaw.in

TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi telah mengeksekusi 199 orang tahun ini, jumlah eksekusi tertinggi dalam satu tahun kalender yang tercatat, menurut Reprieve. Pada bulan Juli dan Agustus saja ada 80 eksekusi mati. Angka tertinggi sebelumnya adalah 196 pada tahun 2022 diikuti oleh 184 pada tahun 2019.

Pada Juli dan Agustus saja ada 80 eksekusi. Angka tertinggi sebelumnya adalah 196 pada 2022 diikuti oleh 184 pada 2019.

"Putra Mahkota Mohammed Bin Salman memimpin krisis hukuman mati, yang semakin meningkat karena pihak berwenang tampaknya berusaha untuk membersihkan populasi penjara yang penuh sesak," kata kelompok hak asasi manusia itu, Senin, 30 September 2024.

Sebuah laporan 2023 dari Reprieve dan ESOHR menunjukkan bahwa sejak ia berkuasa bersama ayahnya, Raja Salman, pada 2015, tingkat eksekusi tahunan telah meningkat dua kali lipat. Secara total, setidaknya 1.456 orang telah dieksekusi di bawah kepemimpinan putra mahkota.

Reprieve menyoroti bahwa Dewan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (HRC) akan melakukan pemungutan suara pada 9 Oktober untuk menentukan apakah Arab Saudi dapat bergabung dengan badan tersebut. Mereka menambahkan bahwa "pada pemilihan HRC terakhir pada Oktober 2020, negara-negara anggota PBB tidak memberikan kursi kepada mereka. Sejak saat itu, pelanggaran terhadap terdakwa anak, pembela hak-hak perempuan, dan influencer media sosial semakin memburuk."

Advertising
Advertising

Jeed Basyouni, yang memimpin pekerjaan Reprieve tentang hukuman mati di wilayah MENA, mengatakan: "Kita tahu bahwa pihak berwenang Saudi sering meningkatkan laju eksekusi mati ketika perhatian dunia tertuju ke tempat lain, dan hal ini tampaknya terjadi sekarang. Dengan kengerian baru yang dilaporkan setiap hari di Gaza, Timur Tengah di ambang perang yang lebih luas, dan pemilihan presiden AS yang menyita perhatian media global, para terpidana mati di Arab Saudi memiliki risiko yang lebih tinggi dari sebelumnya."

Seorang anggota keluarga Youssef Al-Manasif, yang menghadapi eksekusi atas pelanggaran yang tidak mematikan termasuk menghadiri demonstrasi ketika ia berusia antara 15 dan 17 tahun, mengatakan: "Selama tujuh tahun terakhir, sejak Youssef diambil dari kami dan disiksa, kami menderita, dalam ketakutan terus-menerus bahwa suatu hari kami akan melihat pengumuman berita bahwa dia telah dieksekusi. Belum terlambat bagi pihak berwenang untuk menunjukkan belas kasihan - dan untuk menghormati janji yang mereka buat kepada dunia bahwa tidak akan ada terdakwa anak yang akan dieksekusi mati di Arab Saudi lagi. Saya mohon kepada mereka, tolong pulangkan Youssef ke keluarganya."

MIDDLE EAST MONITOR

Pilihan Editor: Israel Bersiap-siap Lancarkan Invasi Darat untuk Hancurkan Hizbullah, Bagaimana Skenarionya?

Berita terkait

Arab Saudi Bentuk Aliansi Global untuk Desak Solusi Dua Negara Israel-Palestina

3 hari lalu

Arab Saudi Bentuk Aliansi Global untuk Desak Solusi Dua Negara Israel-Palestina

Arab Saudi telah membentuk aliansi global untuk mendorong solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia; Ekonomi Israel Kena Dampak Perang Gaza dan Amerika Serikat Eksekusi Mati Tahanan Muslim

5 hari lalu

Top 3 Dunia; Ekonomi Israel Kena Dampak Perang Gaza dan Amerika Serikat Eksekusi Mati Tahanan Muslim

Top 3 dunia pada 25 September 2024, menyoroti perang Gaza yang sudah hampir setahun berlangsung, rupanya telah memukul ekonomi Israel.

Baca Selengkapnya

Missouri Eksekusi Mati Tahanan Muslim Meski Diprotes Jaksa

5 hari lalu

Missouri Eksekusi Mati Tahanan Muslim Meski Diprotes Jaksa

Missouri mengeksekusi mati seorang tahanan Muslim, Imam Marcellus Khalifah Williams, meski diprotes jaksa yang menuntut kasusnya

Baca Selengkapnya

Peran Aktivis HAM Berpaspor Finlandia dalam Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

7 hari lalu

Peran Aktivis HAM Berpaspor Finlandia dalam Operasi Pembebasan Pilot Susi Air

TPNPB-OPM sebelumnya menyebut adanya keterlibatan kolaborator yang membantu pembebasan pilot Susi Air di Papua.

Baca Selengkapnya

Berpisah dari Al Nassr, Simak Perjalanan Karier Pelatih Luis Castro

11 hari lalu

Berpisah dari Al Nassr, Simak Perjalanan Karier Pelatih Luis Castro

Al Nassr telah mengumumkan Luis Castro hengkang dari jabatannya sebagai pelatih klub Arab Saudi itu

Baca Selengkapnya

4 Destinasi Wisata di Arab Saudi, dari Kota Tua hingga Laut Merah

11 hari lalu

4 Destinasi Wisata di Arab Saudi, dari Kota Tua hingga Laut Merah

Wisatawan bisa menjelajahi lorong-lorong kuno, menyeruput kopi Arab asli, atau menyelami petualangan bawah laut di Laut Merah di Arab Saudi.

Baca Selengkapnya

5 Negara di Asia Paling Fanatik Sepak Bola, Indonesia Urutan Berapa?

11 hari lalu

5 Negara di Asia Paling Fanatik Sepak Bola, Indonesia Urutan Berapa?

Ticketgum merilis daftar negara paling fanatik sepak bola di seluruh dunia, termasuk di Asia.

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Tolak Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka

11 hari lalu

Arab Saudi Tolak Hubungan dengan Israel Tanpa Palestina Merdeka

Pangeran MBS mengatakan Arab Saudi tak akan menjalin hubungan dengan Israel hingga Palestina merdeka.

Baca Selengkapnya

Menag Yaqut Cholil Qoumas Mangkir Lagi dari Panggilan Pansus Haji, Apa Saja Alasannya?

11 hari lalu

Menag Yaqut Cholil Qoumas Mangkir Lagi dari Panggilan Pansus Haji, Apa Saja Alasannya?

Menag Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut mangkir lagi dari panggilan Pansus Haji DPR. Apa lagi alasannya?

Baca Selengkapnya

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

13 hari lalu

Pangeran Arab Saudi Salahkan Inggris yang Ciptakan Negara Israel

Pangeran Arab Saudi menuduh Inggris yang menciptakan negara Israel dan berandil besar menyebabkan perang di Gaza.

Baca Selengkapnya