Muhammad Yunus Dapat Dukungan Penuh Angkatan Darat Bangladesh

Reporter

Editor

Ida Rosdalina

Rabu, 25 September 2024 02:10 WIB

Kepala Staf Angkatan Darat Bangladesh Jenderal Waker-uz-Zaman memberi isyarat selama wawancara dengan Reuters di kantornya di Markas Besar Angkatan Darat Bangladesh, di Dhaka, Bangladesh, 23 September 2024. REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Hukuman dan Reformasi

Lahir dari wilayah Pakistan Timur pada 1971 setelah perang kemerdekaan berdarah, Bangladesh berada di bawah kekuasaan militer pada 1975, setelah pembunuhan perdana menteri pertamanya, Sheikh Mujibur Rahman, ayah Hasina.

Pada 1990, penguasa militer negara ini, Hossain Mohammad Ershad, digulingkan dalam sebuah pemberontakan rakyat, yang mengarah pada pemulihan demokrasi.

Militer kembali melakukan kudeta pada tahun 2007, mendukung pemerintahan sementara yang berkuasa hingga Hasina mengambil alih kekuasaan dua tahun kemudian.

Sebagai seorang perwira infanteri karier yang telah mengabdi selama masa-masa kekacauan ini, Zaman mengatakan bahwa Angkatan Darat Bangladesh yang ia pimpin tidak akan melakukan intervensi politik.

"Saya tidak akan melakukan apa pun yang merugikan organisasi saya," katanya, "Saya adalah seorang prajurit profesional. Saya ingin menjaga tentara saya tetap profesional."

Sejalan dengan reformasi pemerintah yang diusulkan sejak Hasina digulingkan dari kekuasaan, angkatan darat juga sedang menyelidiki tuduhan-tuduhan kesalahan yang dilakukan oleh personilnya dan telah menghukum beberapa tentara, kata Zaman, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

"Jika ada anggota yang terbukti bersalah, tentu saja saya akan mengambil tindakan," katanya, seraya menambahkan bahwa beberapa pejabat militer mungkin telah bertindak di luar batas ketika bekerja di lembaga-lembaga yang secara langsung dikontrol oleh mantan perdana menteri atau menteri dalam negeri.

Pemerintah sementara telah membentuk sebuah komisi beranggotakan lima orang, yang dikepalai oleh seorang mantan hakim pengadilan tinggi, untuk menyelidiki laporan-laporan mengenai 600 orang yang mungkin telah "dihilangkan" secara paksa oleh pasukan keamanan Bangladesh sejak tahun 2009.

Namun, dalam jangka panjang, Zaman ingin menjauhkan lembaga politik dari tentara, yang memiliki lebih dari 130.000 personel dan merupakan kontributor utama untuk misi penjaga perdamaian PBB.

"Hal ini hanya dapat terjadi jika ada keseimbangan kekuasaan antara presiden dan perdana menteri, di mana angkatan bersenjata dapat ditempatkan langsung di bawah presiden," katanya.

Angkatan bersenjata Bangladesh saat ini berada di bawah kementerian pertahanan, yang biasanya dikendalikan oleh perdana menteri, sebuah pengaturan yang menurut Zaman berpotensi untuk diubah oleh proses reformasi konstitusional di bawah pemerintahan sementara.

"Militer secara keseluruhan tidak boleh digunakan untuk tujuan politik," katanya. "Seorang prajurit tidak boleh terlibat dalam politik."

REUTERS

Pilihan Editor: Indonesia dan Irlandia akan Bersama-sama Membela Palestina

Berita terkait

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

5 hari lalu

49 Petugas Imigrasi Malaysia Ditangkap karena Terlibat Perdagangan Orang Asing, Termasuk WNI

Sebanyak 49 petugas Departemen Imigrasi Malaysia ditangkap oleh lembaga antirasuah terkait sindikat perdagangan orang yang bawa pekerja asing ilegal

Baca Selengkapnya

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

17 hari lalu

Bangladesh Meminta India Pastikan Mantan PM Hasina Diam

Hasina melarikan diri ke India pada 5 Agustus menyusul protes massal terhadap pemerintahan yang dijalankannya selama 15 tahun di Bangladesh

Baca Selengkapnya

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

19 hari lalu

Ketua KPU Bangladesh Mundur Menyusul Penjungkalan Sheikh Hasina

Ketu KPU Bangladesh mundur setelah menyangkal campur tangan politik dalam pemilu Januari yang memilih kembali pemimpin otokratis Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

21 hari lalu

UEA Bebaskan 57 Warga Bangladesh yang Dipenjara karena Unjuk Rasa

Warga Bangladesh dipenjara di UEA karena berunjuk rasa menentang eks PM Sheikh Hasina.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

29 hari lalu

Bangladesh Effect, Demo Besar Memaksa PM Bangladesh Mundur dan Melarikan Diri

Protes besar di Bangladesh yang dikenal sebagai Bangladesh Effect, memaksa PM Sheikh Hasina mundur dan melarikan diri ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

30 hari lalu

Hari Peringatan Genosida, 2 Ribu Pengungsi Rohingya Baru Datang ke Bangladesh

Hari Genosida Rohingya diperingati tiap 25 Agustus sejak 2017, ketika ratusan ribu pengungsi Rohingya menyeberangi perbatasan ke Bangladesh

Baca Selengkapnya

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

35 hari lalu

Senjata Makan Tuan, Pengadilan Kejahatan Perang Bangladesh akan Sidangkan Sheikh Hasina

Pengadilan kejahatan perang Bangladesh-yang dibentuk oleh PM terguling Sheikh Hasina- telah meluncurkan tiga penyelidikan pembunuhan massal

Baca Selengkapnya

Penjabat PM Bangladesh, Muhammad Yunus, Janjikan Dukungan untuk Rohingya

36 hari lalu

Penjabat PM Bangladesh, Muhammad Yunus, Janjikan Dukungan untuk Rohingya

Penjabat Perdana Menteri Bangladesh, Muhammad Yunus, menjanjikan dukungan terhadap para pengungsi Rohingya di negara tersebut.

Baca Selengkapnya

WNI Korban Kerusuhan di Bangladesh Dimakamkan

39 hari lalu

WNI Korban Kerusuhan di Bangladesh Dimakamkan

Kementerian Luar Negeri RI telah menyerahkan jenazah WNI yang tewas dalam vandalisme di Bangladesh ke keluarga

Baca Selengkapnya

PM Anwar Ibrahim: Malaysia Siap Bantu Bangladesh Memulihkan Perdamaian

40 hari lalu

PM Anwar Ibrahim: Malaysia Siap Bantu Bangladesh Memulihkan Perdamaian

PM Anwar Ibrahim mengatakan kepada Muhammad Yunus bahwa Malaysia siap membantu Bangladesh dalam rekonstruksi negara tersebut.

Baca Selengkapnya