Rusia Hargai Semua Usulan Perdamaian tapi Harus Realistis

Reporter

Antara

Rabu, 25 September 2024 08:30 WIB

Anggota unit penjinak ranjau polisi melepaskan hulu ledak dari kendaraan udara nirawak kamikaze Rusia yang diterjunkan oleh senjata perang elektronik radio selama salah satu serangan pesawat nirawak terbaru, di tengah serangan Rusia terhadap Ukraina, di lokasi yang tidak diketahui di Ukraina, dalam gambar selebaran yang dirilis pada 26 Januari 2024. Layanan pers Kepolisian Nasional Ukraina/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Peneliti Klub Diskusi Valdai Rusia Fyodor Lukyanov mengungkap Rusia sangat menghargai semua negara yang mengusulkan cara untuk memulihkan perdamaian dan siap bekerja sama dengan semua pihak untuk menghentikan permusuhan.

“Namun, saya kira kita harus sangat realistis … para mediator perlu menyimpulkan mereka tidak dapat mencapai lebih banyak hal melalui kebutuhan militer,” kata Lukyanov di Jakarta, Selasa 24 September 2024, di acara seminar internasional “Indonesia-Rusia: Dari Masa Lalu ke Masa Depan, Perspektif Historis dan Geopolitik” yang diselenggarakan Kedubes Rusia untuk Indonesia di Jakarta.

Lukyanov juga mengatakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menolak semua usulan atau ide untuk menegosiasikan solusi perdamaian dan menyebutkan Rusia tidak akan memaksa Ukraina bernegosiasi jika mereka belum siap.

“Itu berarti militer yang bekerja akan terus berlanjut hingga pihak Ukraina menyimpulkan mereka tidak mampu lagi membiayainya,” tambah Lukyanov.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua dan Presiden Pusat Shanghai untuk Studi Strategi RimPac dan Hubungan Internasional Nelson Wong berpendapat pembicaraan perdamaian tidak hanya terbatas antara Rusia dan Ukraina saja.

Advertising
Advertising

“Mari kita hadapi kenyataan, jika masih banyak negara yang memasok persenjataan ke Ukraina, ini bukan hanya Rusia dan Ukraina. Jadi, setiap perundingan damai harus realistis,” kata Wong.

Wong menilai dibutuhkan pihak yang memiliki kemauan untuk membawa semua pihak yang terlibat untuk duduk bersama di meja perundingan, sembari menambahkan sedih melihat banyak anak muda yang tewas di medan perang.

“Jadi itulah sebabnya, ya, adalah benar bagi semua negara untuk mencoba dan mempromosikan perundingan damai sedini mungkin,” tambah Wong.

Pilihan editor: Pesawat Presiden Mendarat di Bandara IKN, Jokowi: Mulus Banget sih Turunnya

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Berita terkait

Dubes: Rusia Apresiasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang Bebas Aktif

2 jam lalu

Dubes: Rusia Apresiasi Kebijakan Luar Negeri Indonesia yang Bebas Aktif

Moskow mengapresiasi kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas aktif, dan siap bekerja sama dengan Pemerintahan RI yang baru.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Australia Luncurkan Program Kerja Sama Pendidikan Guru

7 jam lalu

Indonesia dan Australia Luncurkan Program Kerja Sama Pendidikan Guru

Inisiatif bersama ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas guru di Indonesia. Pendidikan adalah bagian penting dari kemitraan Australia-Indonesia

Baca Selengkapnya

Volodymyr Zelensky Minta Amerika Serikat Tegas ke Rusia

19 jam lalu

Volodymyr Zelensky Minta Amerika Serikat Tegas ke Rusia

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berharap ada tindakan tegas Amerika Serikat terhadap Rusia sebab dia yakin itu cara mengakhiri perang.

Baca Selengkapnya

Zelensky Klaim Ukraina Kian Dekat Akhiri Perang dengan Rusia, Minta Dukungan AS

20 jam lalu

Zelensky Klaim Ukraina Kian Dekat Akhiri Perang dengan Rusia, Minta Dukungan AS

Zelensky mendesak AS agar kembali memberi dukungan untuk Ukraina. Ia yakin bisa segera mengakhiri perang dengan Rusia.

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Irlandia akan Bersama-sama Membela Palestina

23 jam lalu

Indonesia dan Irlandia akan Bersama-sama Membela Palestina

Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Irlandia rapat membahas sejumlah isu bilateral dan global, termasuk isu Palestina.

Baca Selengkapnya

Diplomat Indonesia Selamat dari Ledakan Bom di Pakistan

1 hari lalu

Diplomat Indonesia Selamat dari Ledakan Bom di Pakistan

Seorang diplomat Indonesia dan sejumlah diplomat asing selamat dari ledakan bom yang menyasar konvoi diplomat di Pakistan

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Nepal Sepakati Perjanjian Bebas Visa Diplomatik dan Dinas

2 hari lalu

Indonesia dan Nepal Sepakati Perjanjian Bebas Visa Diplomatik dan Dinas

Di antara kesepakatan yang dibuat Retno Marsudi dan Nepal adalah Perjanjian Bebas Visa Diplomatik dan Dinas

Baca Selengkapnya

Xi Jinping Menerima Kunjungan Kerja Raja Malaysia

3 hari lalu

Xi Jinping Menerima Kunjungan Kerja Raja Malaysia

Xi Jinping dan Raja Malaysia Sultan Ibrahim rapat membahas sejumlah isu bilateral termasuk saling belajar antara peradaban Cina

Baca Selengkapnya

Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram

3 hari lalu

Takut Mata-mata, Pejabat Negara di Ukraina Tak Boleh Pakai Telegram

Larangan diterbitkan karena diduga Rusia bisa memata-matai pesan-pesan yang dikirimkan dan identitas pengguna Telegram.

Baca Selengkapnya

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

4 hari lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya