Selatan Lebanon Kembali Jadi Sasaran Serangan Jet Tempur Israel
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Jumat, 20 September 2024 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Jet-jet tempur Israel melancarkan serangan pada Kamis, 19 September 2024, ke selatan Lebanon. Serangan ini memperburuk konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon di tengah seruan agar seluruh pihak menahan diri. Gedung Putih menginginkan ada sebuah solusi diplomatik, sedangkan Inggris ingin ada gencatan senjata segera.
“Amerika Serikat waswas dengan potensi konflik yang bisa semakin memburuk,” kata Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre.
Sebelumnya pada awal pekan ini Israel meledakkan sejumlah radio dan pager yang diyakini digunakan kelompok Hizbullah di Lebanon untuk berkomunikasi. Serangan itu menewaskan 37 orang dan melukai sekitar 3 ribu orang di Lebanon.
Pada operasi militer Kamis malam, 19 September 2024, militer Israel mengatakan jet-jet tempurnya telah menghantam ratusan barrel peluncur roket yang ada di selatan Lebanon yang sebelumnya disiapkan untuk ditembakkan secepatnya ke arah Israel. Kantor berita NNA mewartakan pengeboman ini termasuk lebih dari 52 serangan di Lebanon selatan setelah pukul 9 malam. Tiga sumber di keamanan Lebanon mengatakan ini adalah serangan Israel terparah sejak perang Gaza meletup Oktober 2023. Belum ada laporan kerusakan akibat serangan Israel ini.
Militer Israel bersumpah akan melanjutkan serangan ke Hizbullah. Sedangkan Kepala Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan ledakan pager pada Selasa dan Rabu kemarin telah melewati seluruh batas toleransi Hizbullah.
“Musuh sudah kelewat batas, melanggar hukum dan moral. Serangan ini bisa dianggap sebagai kejahatan perang atau pernyataan perang,” kata Nasrallah.
Israel belum secara langsung mengomentari serangan pada perangkat pager atau radio, yang sumber di intelijen menduga serangan itu kemungkinan dilakukan oleh agen mata-mata Isreal yang bernama Mossad, yang punya sejarah panjang melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah asing.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Kebanyakan Tidur Lebih Berbahaya daripada Kurang Tidur, Ini Penjelasannya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini