Rusia Ciptakan Drone Kiamat 'Khrust', Perang Dunia Ketiga Makin Dekat?

Reporter

Andika Dwi

Rabu, 7 Agustus 2024 08:00 WIB

Demonstrasi penerbangan drone militer di tempat latihan di distrik militer Moskow, di Rusia, gambar dirilis 20 April 2024. Drone FPV (first-person view) yang kecil dan murah telah terbukti menjadi salah satu senjata paling ampuh dalam perang. Russian Defence Ministry/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Rusia telah menciptakan kendaraan udara tak berawak (UAV) terbaru di tengah meningkatnya ancaman perang nuklir antara Rusia dan Barat. UAV ini dikenal dengan julukan doomsday drone atau "drone kiamat”, yang dirancang untuk misi pengintaian jika terjadi konflik nuklir. Pengembangan drone ini dilakukan oleh Center of Comprehensive Unmanned Solutions (CUS) Rusia.

CEO lembaga tersebut, Dmitry Kuzyakin menamai drone itu 'Khrust'. Ia menjelaskan bahwa drone ini dirancang untuk memantau radiasi latar belakang dan menjaga keamanan personel ketika terjadi serangan nuklir. Drone ini juga sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk memantau tingkat radiasi di area yang mungkin terkontaminasi.

"Saya yakin bahwa akal sehat akan menang dan dunia akan menahan diri dari menggunakan senjata nuklir sehingga drone kami tidak perlu digunakan. Namun, kami percaya bahwa adalah sebuah kejahatan jika tidak mempersiapkan diri untuk skenario terburuk sekalipun. Spesialis kami telah mengembangkan drone untuk memantau radiasi latar belakang dan memastikan keamanan personel sebagai bagian dari proyek Khrust," ujar Kuzyakin pada Sabtu, 3 Agustus 2024 dilansir dari TASS.

Spesifikasi Drone Kiamat Rusia

Kuzyakin menjelaskan bahwa drone ini dilengkapi dengan berbagai perangkat. Ia mencatat drone dengan pandangan orang pertama (FPV) tersebut sangat gesit dan mampu menjelajahi setiap sudut serta celah sambil membawa sensor untuk mendeteksi zat beracun atau dosimeter khusus.

Advertising
Advertising

Selain itu, drone kiamat ini dapat disimpan secara ringkas bersama peralatan darat lainnya. Dengan waktu terbang mencapai 20 menit dalam mode manuver aktif, drone ini memiliki jarak operasional yang bervariasi antara 500 meter di area dengan kontaminasi konstan dan 2 kilometer di area dengan kontaminasi yang berubah-ubah, tergantung pada kondisi medan dan kualitas sinyal.

Drone ini juga bisa dikerahkan dalam waktu kurang dari 30 detik dan dikendalikan dari kendaraan yang tertutup dan bergerak. “Ini berarti UAV tersebut dapat memeriksa tingkat kontaminasi sepanjang rute melalui area yang terkena serangan nuklir, serta menganalisis pusat-pusat ledakan nuklir di kota-kota dan di daratan," kata Kuzyakin.

<!--more-->

Selain mengembangkan alutsista berupa drone, CUS hingga kini telah merancang dan menerapkan lebih dari 20 skenario lain. Ini meliputi operasi serangan di lingkungan perkotaan dan bangunan untuk kegiatan kontra-terorisme, serta operasi dari kendaraan lapis baja.

"Kami masih harus menjelajahi lebih banyak industri FPV. Program Khrust dan drone untuk kondisi darurat nuklir bukanlah satu-satunya bidang kerja pusat dalam penggunaan tempur drone FPV yang masih baru bagi semua orang. Kami baru memulai di bidang ini," kata Kuzyakin.

Peluncuran drone kiamat ini terjadi di tengah ketegangan antara Rusia dan Barat. Pada Rabu, 13 Maret 2024 lalu, Presiden Vladimir Putin mengancam negara-negara bahwa Rusia secara teknis siap menghadapi perang nuklir dan bahwa pengiriman pasukan Amerika ke Ukraina akan dianggap sebagai eskalasi konflik yang signifikan.

Menurut Federasi Ilmuwan Amerika (FAS) Rusia mewarisi senjata nuklir dari Uni Soviet dan memiliki stok hulu ledak nuklir terbesar di dunia. Bahkan Putin mengendalikan sekitar 5.580 hulu ledak nuklir.

Sekitar 1.200 di antaranya sudah tidak aktif, namun sebagian besar masih dalam kondisi baik. Sementara sekitar 4.380 hulu ledak disimpan untuk peluncur strategis jarak jauh dan pasukan nuklir taktis jarak pendek. Jumlah ini menunjukkan bahwa Moskow memiliki kapasitas untuk menghancurkan dunia berkali-kali lipat.

RIZKI DEWI AYU | TASS

Pilihan editor: 14 Negara di Amerika Selatan Beserta Ibu Kotanya

Berita terkait

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

4 jam lalu

China Kembali Impor Makanan Laut dari Jepang Usai Pembuangan Limbah Fukushima

China akan "secara bertahap melanjutkan" impor makanan laut dari Jepang, menyusul pelepasan air limbah radioaktif dari PLTN Fukushima

Baca Selengkapnya

Begini Wujud Mobil Terbang PTDI dan Vela, Sudah Sejauh Mana Proyek Drone Ini?

1 hari lalu

Begini Wujud Mobil Terbang PTDI dan Vela, Sudah Sejauh Mana Proyek Drone Ini?

PTDI dan Vela kedatangan mitra baru untuk pengembangan drone mobil terbang Vela Alpha. Purwarupanya yang berskala 1:3 sempat dipamerkan di Bali.

Baca Selengkapnya

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

1 hari lalu

3 Fakta Warga Rusia Hilang Di Gunung Rinjani

Seorang WNA asal Rusia dinyatakan hilang saat mendaki Gunung Rinjani. Ia diduga mendaki secara ilegal

Baca Selengkapnya

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

1 hari lalu

Serangan Drone Ukraina ke Rusia Menimbulkan Bola Api dan Getaran Sekuat Gempa

Serangan drone Ukraina dalam skala besar yang menyerang Rusia telah memicu ledakan besar seperti kekuatan gempa bumi

Baca Selengkapnya

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

2 hari lalu

Rusia: Ledakan Pager di Lebanon Dirancang Agar Perang Timur Tengah Meluas

Ledakan pager di Lebanon menyebabkan ribuan orang terluka dan sembilan tewas. Sengaja dirancang agar perang di Timur Tengah makin luas.

Baca Selengkapnya

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

2 hari lalu

Kontes Robot Terbang Indonesia di Gunungkidul, Ini Tantangan yang Dihadapi Peserta

Tim dari UNS Surakarta, Politeknik Negeri Bali, ITS Surabaya, dan Universitas Hasyim Asy'ari Jombang juarai Kontes Robot Terbang Indonesia 2024.

Baca Selengkapnya

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

3 hari lalu

Diblokir Meta, Media RT dari Rusia Buka Suara

RT menyebut pemblokiran oleh Meta ini sebagai hal yang 'lucu'.

Baca Selengkapnya

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

3 hari lalu

Rusia Siap Tawarkan PLTN Kapasitas Besar dan Kecil untuk Indonesia

Petinggi BUMN Rusia, Rosatom, menyatakan siap menawarkan PLTN berkapasitas besar dan kecil kepada Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

3 hari lalu

Meta Memblokir Media-media dari Rusia

Media-media asal Rusia beberapa hari ke depan tak bisa lagi menggunakan media sosial milik Meta

Baca Selengkapnya

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

3 hari lalu

Kapal Penjaga Pantai Cina Patroli dan Latihan Bersama Rusia

Kapal Meishan dan Xiushan hendak melakukan patroli dan latihan bersama dengan mitra mereka, Rusia.

Baca Selengkapnya