Australia Desak Myanmar Cari Solusi untuk Akhiri Konflik

Sabtu, 27 Juli 2024 15:00 WIB

Paing Takhon (kanan) saat demo menentang kudeta militer di Yangoon, Februari 2021. (Myanmar Now)

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mendesak para jenderal di Myanmar mengambil jalan yang berbeda dan mengakhiri perang saudara di negara yang dulu bernama Burma tersebut. Saran itu disampaikan dalam rapat dengan para menteri luar negeri negara anggota ASEAN di Laos pada Sabtu, 27 Juli 2024.

Wong mengatakan Australia sangat prihatin dengan konflik di Myanmar sejak junta militer melancarkan kudeta pada 2021 untuk merebut kekuasaan dari pemerintahan Aung San Suu Kyi. Ia mendesak para pemimpin junta untuk mematuhi komitmen mereka untuk mengikuti rencana perdamaian Konsensus Lima Poin (5PC) oleh ASEAN.

“Kami melihat ketidakstabilan, ketidakamanan, kematian, penderitaan yang disebabkan konflik,” kata Wong kepada wartawan menjelang Pertemuan Puncak Asia Timur dan Forum Regional ASEAN yang berfokus pada keamanan dan dihadiri oleh negara-negara seperti Rusia, Amerika Serikat, Cina, Jepang, Inggris.

Konflik dengan aliansi kelompok etnis minoritas pemberontak telah membuat junta kesulitan menghadapi pertempuran di berbagai front, sehingga menghambat kemampuannya mengelola perekonomian Myanmar yang lumpuh. Junta telah mencap lawan-lawannya sebagai “teroris” yang berupaya mengacaukan stabilitas negara.

“Pada dasarnya, pesan saya dari Australia kepada rezim tersebut adalah, ini tidak berkelanjutan bagi Anda atau rakyat Anda. Kami mendesak mereka untuk mengambil jalan yang berbeda dan mencerminkan konsensus lima poin yang telah ditetapkan ASEAN,” ujar Wong.

Konflik yang kini telah berubah menjadi perang saudara itu mengakibatkan lebih dari 2,6 juta orang mengungsi, menurut catatan PBB. Junta telah dikutuk negara-negara tetangganya dan dituduh melakukan kekejaman karena menggunakan kekuatan yang berlebihan dalam serangan udaranya terhadap wilayah sipil.

Menurut analisis awal tahun ini oleh Dewan Penasihat Khusus untuk Myanmar, junta militer tidak lagi memiliki kendali efektif atas Myanmar, karena kehilangan kewenangan atas kota-kota yang mencakup 86 persen negara dan dua pertiga penduduknya. Junta sebagian besar telah mengabaikan upaya perdamaian yang dipromosikan ASEAN, sementara semua pihak yang terlibat dalam konflik sejauh ini menolak untuk berdialog.



REUTERS

Pilihan editor: Netanyahu Dituduh sebagai Penjahat Perang dan Langgar Konvensi Jenewa, Bagaimana Sejarahnya?

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini

Advertising
Advertising

Berita terkait

Australia dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Dua Arah

6 jam lalu

Australia dan Indonesia Sepakat Tingkatkan Perdagangan dan Investasi Dua Arah

Australia dan Indoensia memperkenalkan strategi jalur praktis untuk meningkatkan perdagangan dan investasi dua arah.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

10 jam lalu

Kemenlu Ungkap Dua Akar Masalah Penyebab WNI Menjadi Online Scammer di Myanmar

Kementerian Luar Negeri mengungkap akar masalah WNI mau bekerja menjadi online scammer di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

16 jam lalu

Sindikat TPPO di Myanmar Minta Tebusan Rp 550 Juta ke Keluarga Korban di Sukabumi

Sejumlah warga Kabupaten Sukabumi menjadi korban TPPO dan disekap di Myanmar. Mereka dijanjikan bekerja di bisnis kripto di Thailand.

Baca Selengkapnya

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

1 hari lalu

Topan Yagi Hantam Myanmar, Junta Militer Minta Bantuan Asing Atasi Banjir

Junta Myanmar meminta bantuan asing untuk mengatasi banjir akibat topan Yagi.

Baca Selengkapnya

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

1 hari lalu

Kemenlu Jekaskan Mekanisme Pemulangan WNI Korban TPPO di Luar Negeri

Kemenlu mengatakan terdapat dua mekanisme pemulangan WNI korban TPPO di luar negeri. Tidak selalu jadi korban TPPO.

Baca Selengkapnya

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

1 hari lalu

Fakta WNI Jadi Korban TPPO di Myanmar: Kerja 15 Jam, Dipukul dan Disetrum

Sejumlah Sukabumi dikonfirmasi menjadi korban TPPO atau perdagangan orang di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

1 hari lalu

Pemerintah Dinilai Lamban Tangani WNI Korban TPPO di Myanmar

Pluhan warga Indonesia yang diduga menjadi korban TPPO saat ini tersandera di Myanmar. Mereka dipekerjakan secara paksa dan mendapat siksaan.

Baca Selengkapnya

Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

2 hari lalu

Bebas Visa Sesama ASEAN, Ini Rute yang Kerap Dipakai Mengirim WNI ke Myawaddy Myanmar

Sejumlah WNI diduga terjebak menjadi pekerja online scammer di wilayah konflik Myawaddy Myanmar.

Baca Selengkapnya

Junta Myanmar Mohon Bantuan Asing untuk Atasi Banjir Mematikan

2 hari lalu

Junta Myanmar Mohon Bantuan Asing untuk Atasi Banjir Mematikan

Pemimpin junta Myanmar mengajukan permintaan bantuan asing yang jarang terjadi, untuk mengatasi banjir mematikan.

Baca Selengkapnya

Usai Ditahan Imbang Timnas Indonesia, FA Australia Pastikan Graham Arnold Tetap Jadi Pelatih Socceroos

2 hari lalu

Usai Ditahan Imbang Timnas Indonesia, FA Australia Pastikan Graham Arnold Tetap Jadi Pelatih Socceroos

James Johnson telah memberikan dukungannya kepada pelatih Timnas Australia, Graham Arnold, setelah dua pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2026.

Baca Selengkapnya