PBB: Korban Tewas akibat Tanah Longsor di Ethiopia Sedikitnya 500 Orang

Reporter

Tempo.co

Kamis, 25 Juli 2024 23:30 WIB

Warga menggali untuk menemukan jenazah korban longsor menyusul hujan lebat yang mengubur warga di zona Gofa, Ethiopia Selatan, 23 Juli 2024. Departemen Komunikasi Pemerintah Zona Gofa/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Kematian akibat tanah longsor di Ethiopia telah meningkat menjadi 257 orang, namun jumlah korban tewas diperkirakan mencapai 500 orang, menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA).

Badan PBB tersebut merilis angka tersebut pada Kamis 24 Juli 204 setelah tanah longsor di zona pegunungan Gofa di Ethiopia selatan, yang pertama dipicu oleh hujan lebat pada Senin, yang kedua melanda mereka yang berkumpul untuk menyelamatkan orang-orang.

Jumlah korban tewas yang direvisi ini merupakan peningkatan sebesar 28 orang dari angka yang diberikan oleh Komisi Nasional Manajemen Risiko Bencana Ethiopia pada Selasa.

Ratusan orang menyisir lumpur merah di lokasi bencana di wilayah Kencho Shacha, mencari korban yang selamat dari tanah longsor paling mematikan yang tercatat di negara terpadat kedua di Afrika.

“Lebih dari 15.000 orang yang terkena dampak perlu dievakuasi,” kata OCHA. Jumlah tersebut mencakup setidaknya 1.320 anak serta 5.293 ibu hamil dan ibu baru.

Advertising
Advertising

Perusahaan Penyiaran Ethiopia (EBC) milik negara melaporkan bahwa sebagian besar korban tewas dikuburkan setelah mereka pergi membantu penghuni rumah yang terkena tanah longsor.

“Mereka yang bergegas melakukan pekerjaan penyelamatan jiwa telah tewas dalam bencana tersebut, termasuk administrator setempat, guru, profesional kesehatan, dan profesional pertanian,” kata EBC mengutip administrator lokal Dagemawi Ayele.

Tanah di bagian selatan Etiopia telah jenuh air akibat hujan musiman, sehingga wilayah tersebut lebih rentan terhadap tanah longsor. Hujan dari April hingga awal Mei menyebabkan banjir dan pengungsian massal, menurut OCHA.

Dikatakan pada Mei bahwa “banjir berdampak pada lebih dari 19.000 orang di beberapa zona, menyebabkan lebih dari 1.000 orang mengungsi dan menyebabkan kerusakan pada mata pencaharian dan infrastruktur”.

Banjir dan tanah longsor terjadi bahkan ketika wilayah lain di negara ini menghadapi kekeringan parah, sehingga mendorong komunitas penggembala tradisional untuk mencari metode produksi pangan alternatif.

PBB melaporkan bahwa jutaan orang di negara ini menghadapi kekurangan gizi akibat tantangan terkait iklim.

Pilihan Editor: British Museum Dituduh Tak Mau Kembalikan Artefak yang Dijarah dari Ethiopia

AL JAZEERA | REUTERS

Berita terkait

Citra Satelit NASA Tampilkan Fenomena Gurun Sahara Menjadi Hijau, Apa Penyebabnya?

1 hari lalu

Citra Satelit NASA Tampilkan Fenomena Gurun Sahara Menjadi Hijau, Apa Penyebabnya?

Menurut NASA Earth Observatory, kawasan Gurun Sahara di beberapa negara menunjukkan tanda-tanda tumbuhnya vegetasi hijau. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Menlu Austria: Israel Langgar Hukum Internasional dalam Serangan ke Pasukan Perdamaian PBB

2 hari lalu

Menlu Austria: Israel Langgar Hukum Internasional dalam Serangan ke Pasukan Perdamaian PBB

Austria, salah satu sekutu terdekat Israel, meluapkan kemarahannya atas serangan terhadap pasukan perdamaian PBB di Lebanon.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Indonesia Berawan Hingga Hujan Lebat Disertai Petir, Waspadai Banjir Rob

3 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Indonesia Berawan Hingga Hujan Lebat Disertai Petir, Waspadai Banjir Rob

Di beberapa tempat di wilayah Indonesia masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Diminta Pindah atau Mundur dari ASN dan Hujan Mendominasi Kota-kota Besar di Top 3 Tekno

3 hari lalu

Periset BRIN Diminta Pindah atau Mundur dari ASN dan Hujan Mendominasi Kota-kota Besar di Top 3 Tekno

Topik tentang periset BRIN di daerah diminta pindah ke pusat atau mundur dari ASN menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno.

Baca Selengkapnya

Menteri Israel: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tak Berguna!

3 hari lalu

Menteri Israel: Pasukan Perdamaian PBB di Lebanon Tak Berguna!

Menteri Energi Israel Eli Cohen menuduh pasukan perdamaian UNIFIL PBB di Lebanon sebagai kekuatan tidak berguna

Baca Selengkapnya

WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

3 hari lalu

WHO Izinkan Penggunaan Vaksin Cacar Monyet Bavarian Nordic pada Remaja

Usia 12-17 tahun dipertimbangkan sebagai kelompok rentan terpapar penyakit cacar monyet yang memicu kekhawatiran dunia

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi, Ratusan Rumah di Tiga Kecamatan di Mentawai Terendam Banjir

3 hari lalu

Curah Hujan Tinggi, Ratusan Rumah di Tiga Kecamatan di Mentawai Terendam Banjir

Sejumlah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Mentawai terendam banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi sejak Sabtu.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Hujan Mendominasi Kota-kota Besar, Jakarta Berawan Tebal

4 hari lalu

BMKG Prakirakan Hujan Mendominasi Kota-kota Besar, Jakarta Berawan Tebal

Beberapa wilayah Indonesia terdapat daerah konvergensi dan konfluensi yang mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan.

Baca Selengkapnya

ASEAN Dorong Kesepakatan soal Laut Cina Selatan dan Penghentian Kekerasan di Myanmar

4 hari lalu

ASEAN Dorong Kesepakatan soal Laut Cina Selatan dan Penghentian Kekerasan di Myanmar

ASEAN mendesak kesepakatan soal Laut Cina Selatan dan penghentian kekerasan di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Cuaca Jabodetabek Hari Ini dan Sebaran Potensi Hujannya, Simak Prediksi BMKG

5 hari lalu

Cuaca Jabodetabek Hari Ini dan Sebaran Potensi Hujannya, Simak Prediksi BMKG

Prediksi cuaca BMKG menyatakan kalau Jakarta kemungkinan berawan tebal pagi ini sampai tengah hari. Di sekitarannya hujan bisa datang pagi ini.

Baca Selengkapnya