Indonesia-Australia Memperkuat Kemitraan di Sektor Pembangunan Ekonomi
Reporter
Tempo.co
Editor
Suci Sekarwati
Kamis, 25 Juli 2024 22:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams PSM, dan Edi Prio Pambudi, Deputi VII Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI, pada 25 Juli 2024, menandatangani kesepakatan tambahan baru Kemitraan Australia Indonesia untuk Pembangunan Ekonomi (Prospera). Kesepakatan baru ini diharapkan bisa memperkuat kemitraan pembangunan ekonomi yang telah lama terjalin antara Australia dan Indonesia, dengan fokus pada iklim dan energi.
“Kesepakatan ini dibangun di atas lebih dari dua dekade kerja sama pembangunan ekonomi antara Indonesia dan Australia dan menyoroti perjalanan bersama yang akan dilakukan oleh negara kita melalui transisi iklim dan energi,” kata Edi Prio Pambudi.
Edi mengatakan Indonesia dan Australia berkomitmen kuat untuk menerapkan KINETIK (Kemitraan Iklim dan Infrastruktur Australia-Indonesia), memperkuat kemitraan antara kedua negara, dan menarik lebih banyak investasi swasta pada energi terbarukan dan industri ramah lingkungan. Sedangkan Duta Besar Williams menilai melalui Prospera, Australia dan Indonesia bisa berkolaborasi dan berbagi pengetahuan di bidang-bidang penting bagi kedua negara, termasuk energi bersih, transformasi digital, serta kebijakan pajak dan ekonomi.
Prospera mendukung pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif di Indonesia, yang berkontribusi pada tujuan Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040. Program ini berkerja sama dengan berbagai lembaga Pemerintah Indonesia, mendukung prioritas mereka dengan menyediakan bukti kebijakan yang dapat mendorong pengembangan sektor swasta, menjaga stabilitas ekonomi makro, dan berkontribusi pada peningkatan kinerja pemerintah.
Sebelumnya dalam kunjungan Perdana Menteri Australia Anthony ke Jakarta pada Juni 2022, pihaknya mengutarakan komitmen memperpanjang kerja sama dan persahabatan. Indonesia dan Australia bermitra erat dalam isu-isu perdagangan, pembangunan, pendidikan, dan keamanan wilayah. Albanese berharap Australia dan Indonesia dapat membangun hubungan lebih jauh, termasuk merevitalisasi hubungan perdagangan dan mempromosikan kerjasama di bidang iklim, infrastruktur dan energi.
Kedutaan Besar Australia di Jakarta menjelaskan kedua negara sama-sama berkeinginan membuka potensi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia. Keduanya juga setuju meneruskan dana infrastruktur dan iklim yang diusulkan Pemerintah sebesar A$200 juta (Rp 2 triliun) dengan Indonesia.
Pilihan editor: Retno Marsudi Kecewa 5PC oleh Myanmar Tidak Ada Kemajuan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini